SuaraJakarta.id - Dewan Pimpinan Pusat Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) mengusulkan Megawati Soekarnoputri jadi pahlawan nasional.
Selain ketua umum PDI Perjuangan tersebut, tokoh Batak Muslim Tuan Syekh Ibrahim Sitompul pun dianggap layak menjadi Pahlawan Nasional.
"Sedangkan Tuan Syekh Ibrahim Sitompul juga berani dan gigih berjuang melawan Belanda. Dia melawan kolonial karena dilarang ikut serta dalam pemilihan kepala nagari," kata Ketua Umum DPP JBMI Albiner Sitompul dalam pernyataan kepada media massa, Selasa (20/10/2020).
Usulan itu akan disampaikan kepada Kementerian Sosial Ri hari Selasa ini, untuk dipertimbangkan.
Baca Juga:Tokoh Klungkung Ida Dewa Agung Jambe Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Albiner berharap usulan itu bisa diterima oleh pemerintah dalam rangka menyambut Hari Pahlawan pada 10 November 2020.
Menentang Soeharto
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri diusulkan jadi pahlawan nasional. Usulan itu dilayangkan karena Megawati pernah melawan penindasan.
Perempuan pertama yang jadi Presiden RI itu diklaim berani melawan rezim orde baru pimpinan Presiden RI ke-2 Soeharto.
Saat itu Megawati menentang Soeharto yang mencongkelnya dari kursi Ketua Umum PDI setelah terpilih secara demokratis.
Baca Juga:Gangguan Fungsi Organ, Wapres ke-9 RI Hamzah Haz Dirawat di RSPAD
Rezim Orde Baru hanya mengakui Suryadi sebagai Ketua PDI.
Anak Kedua
Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947.
Megawati merupakan anak kedua dari pasangan Presiden Soekarno dan Fatmawati.
Dia adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004.
Megawati menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001.
Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar.
Megawati dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Gus Dur.
Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.