Long Weekend 28 Oktober, Ridwan Kamil Minta Warga Jakarta Jangan ke Puncak

Ridwan Kamil menjelaskan tidak melarang warga datang ke Puncak. Dia pun tak akan menutup kawasan tersebut.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 22 Oktober 2020 | 17:17 WIB
Long Weekend 28 Oktober, Ridwan Kamil Minta Warga Jakarta Jangan ke Puncak
Ridwan Kamil melakukan simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Tapos, Kota Depok, Kamis (22/10/2020). (Suara.com/Supriyadi)

SuaraJakarta.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiinta masyarakat tidak mengunjungi Puncak, Bogor pada liburan panjang 28 Oktober - 1 November pekan depan. Imbauan ini dilontarkan karena situasi pandemi virus corona.

Ridwan Kamil menjelaskan tidak melarang warga datang ke Puncak. Dia pun tak akan menutup kawasan tersebut.

"Long weekend ini terdeteksi potensinya sangat besar. Oleh karena itu saya juga menghimbau kalau ke puncak kan biasanya wisatawannya dari Jakarta, jadi kepada warga Jakarta ikuti imbauan dari pemerintah kalau bisa tidak perlu memaksakan diri ke puncak ke Cianjur. Cobalah maksimalkan berekreasi di wilayah dekat rumahnya masing-masing," kata Ridwan Kamil di Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020).

Ridwan Kamil meminta tempat wisata jangan melebihi kapasitas dan mengikuti protokol kesehatan.

Baca Juga:Perlukah Vaksinasi Sebelum Liburan? Ini Kata Dokter

Kendaraan menumpuk di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/7/2020). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Kendaraan menumpuk di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/7/2020). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

"Untuk libur panjang karena ada Maulid Nabi dan lain-lain itu libur panjang itu, saya imbau warga Depok dalam situasi pandem ini bisa menahan diri (berwisata). Walaupun tidak dilarang secara umum karena pariwisata dibuka. Tetapi kalau bisa kita menghindari potensi karena kenapa? karena covid senangnya di kerumunan," kata dia.

"Kami antisipasi destinasi pariwisata, semuanya di Jawa Barat sudah kami identifikasi untuk memaksimalkan protokol dan kedisiplinan menjaga prosentase kapasitas," tambah Ridwan Kamil.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Bogor akan memperketat protokol kesehatan di tempat wisata dan restoran selama libur panjang 28 Oktober - 1 November 2020.

Sebab kemungkinan besar wisatawan dari luar daerah akan berwisata ke Bogor.

Anggota gabungan dari TNI, Polisi, Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor, saat menggelar operasi masker di Jalan Raya Puncak Bogor, Jawa Barat. Sabtu (19/9/2020). (Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi).
Anggota gabungan dari TNI, Polisi, Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor, saat menggelar operasi masker di Jalan Raya Puncak Bogor, Jawa Barat. Sabtu (19/9/2020). (Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi).

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan Pemkot akan melakukan pengetatan protokol kesehatan Covid-19 di Kota Bogor sesuai intruksi dari pemerintah pusat.

Baca Juga:Pengamanan Libur Panjang Maulid Nabi, 160 Ribu Aparat Keamanan Disiagakan

"Tadi pagi kita telah melalukan koordinasi dengan Menkopolhukam, Mendagri, BNPB serta Menteri Perhubungan, untuk memperketat protokol kesehatan Covid-19 di titik-titik rawan, terutama di tempat wisata dan hotel," ujarnya kepada wartawan.

Simulasi

Ridwan Kamil melakukan simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Tapos, Kota Depok, Kamis (22/10/2020)

Simulasi dilakukan untuk mengetahui hal detil pelaksanaan vaksin mulai dari waktu yang diperlukan hingga jumlah SDM yang diperlukan.

“Yang pasti untuk pemantauan pasca vaksin saja 30 menit. Pendaftaran dan lainnya sekitar 15 menit. Jadi sekitar 45 menitan untuk satu orang,” kata Ridwan Kamil di Puskesmas Tapos, Kamis (22/10/2020).

Simulasi vaksin ini diawali cuci tangan, mengecek surat-surat, dan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.

Lalu mulai dilakukan penyuntikan dan setelah itu menunggu selama 30 menit.

"Setelah disuntik menunggu 30 menit di ruang yang sudah disediakan. Ini untuk mengetahui apakah ada reaksi atau tidak," kata Ridwan Kamil.

Ujicoba vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China di Bandung (Foto: Antara)
Ujicoba vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China di Bandung (Foto: Antara)

Ridwan Kamil juga ingin tahu berapa jumlah puskesmas yang diperlukan untuk proses pemberian vaksin di Depok.

Kata Ridwan Kamil, jika puskesmas di Depok tidak cukup, maka akan digunakan tempat lain seperti gedung serbaguna.

“Kami melaksanakan simulasi karena kami ingin tahu, pertama apakah jumlah puskesmas di Depok dan Jabar ini cukup, jangan-jangan tidak cukup. Kalau tempat penyaluran vaksin tidak cukup, akan ada alternatif misalnya gedung serbaguna, " kata pria yang akrab disapa Kang Emil.

Kontributor : Supriyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini