"Saya sudah jualan 20 tahun jadi tukang bakso, kalau hari biasa Senin sampai Jumat itu jualan keliling, kalau Sabtu, Minggu dan libur panjang saya jualan di sini," akunya.
Ia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 selama libur panjang sebelumnya, dagangannya selalu habis dalam jangka waktu dua sampai tiga jam lamanya.
"Kalau sebelum pandemi, jualan saya selalu habis kalau liburan seperti ini. Bisa sampai 100 mangkok saya jualan. Itu paling satu jam habis, paling lama dua sampai tiga jam langsung habis," jelasnya.
Hal yang serupa juga dialami seorang penjual kopi asongan yakni Iim Maisaroh (46). Ia mengaku, selama libur panjang kali ini penjualan kopi sangat minim.
Baca Juga:Usai Liburan, Ini Ketersediaan Stok Obat, Ruang ICU, dan Reagen Covid-19
"Sepi pokoknya, hari ini cuma ada lima orang yang beli kopi saya, biasanya abis. Ini udah keliling tiga jam baru terjual lima kopi saja," akunya.
Menurut IIm, jika dibandingkan saat jualan libur panjang kali ini, paling banyak dagangannya terjual itu di Kamis (29/10/2020).
"Kalau pas Kamis itu mendingan, ada 10 lah yang kejual. Pas Rabu itu cuma tiga doang, yang sedikit itu ya pas Jumat cuma satu doang," jelasnya.
Ia mengaku, berjualan kopi keliling itu hanya di hari libur saja, untuk hari normal dari mulai Senin-Jumat keseharian Iim sebagai petani di sawah.
"Saya jualan bantu penghasilan suami, soalnya suami saya juru parkir di kawasan Puncak. Hanya libur saja sih kalau jualan mah, bantu penghasilan lah untuk biaya anak jajan sehari-hari," tutupnya.
Baca Juga:Usai Libur Panjang, Perusahaan Diminta Isolasi Mandiri Karyawannya
Sementara itu salah seorang wisatawan asal Bandung, Jannah (27) mengatakan, ia tidak berani membeli makanan atau minuman di lokasi keramaian (Pintu keluar gerbang tol (GT) Ciawi, arah Puncak Bogor), dengan alasan pandemi Covid-19.