SuaraJakarta.id - Gisel menilai perempuan dalam video porno 19 detik mirip dirinya mempunya badan yang mulus. Gisel mengaku badannya tidak semulus itu.
Warna kulit banyak belang. Terlebih dia sudah pernah melahirkan dan mempunyai anak.
Lebih lanjut, wanita 29 tahun itu juga menegaskan bahwa video syur yang tersebar itu bukan dirinya. Pasalnya, kata Gisel gaya rambut hingga postur tubuhnya dinilai berbeda jauh dengan dia.
“Nggak (mirip) juga warna rambut, potongan rambut, gayanya, rias matanya berbeda. Bentuk badannya saya hapal banget, bentuk detailnya saya hapal banget,” ucapnya dalam YouTube Intens Investigasi.
Baca Juga:Unfaedah! Selebgram Belliana Lovell Bikin Video Syur Mirip Gisel
“Oh satu lagi tu cewek mulus banget, saya kan udah pernah ngelahirin punya anak, enggak semulus itu. Saya banyak belang-belangnya, ngaco ngaco, pas ditonton ini ngaco banget sih. Cuman gimana pun saya sudah rugi,” lanjut Gisel.
Gisel nonton video porno mirip dirinya sendirian di kamar. Gisel mengatakan perempuan dalam video panas mirip dirinya itu lebih mirip temannya.
Tak jelas sosok teman Gisel yang mirip bintang porno di video porno mirip dirinya. Hanya saja temannya itu baru melahirkan.
“Kagak (mirip) cuman mukanya doang dari angle sini, mana tuh yang di foto itu, gini masih mirip. Begitu menghadap kiri, mirip teman saya yang satunya yang baru melahirkan, aku ketawa-tawa sama sahabatku, lah ini mirip si ini gitu,” ucap.
Menurut Gisel, wanita yang ada dalam video syur tersebut mirip dengan dirinya dilihat dari beberapa sisi.
Baca Juga:Gisel Nonton Video Porno Mirip Dirinya: Mirip Teman Saya
Jangan simpan video porno mirip Gisel
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta publik untuk tidak lagi menyebarkan video porno yang diduga dilakukan oleh artis Gisella Anastasia alias Gisel. Sebab, dari 3 juta orang yang meninton, 52 oersennya adalah anak-anak di bawah 17 tahun.
"Dari kurang lebih tiga juta orang itu, terkonfirmasi 52 persen dikonsumsi oleh anak-anak Indonesia," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Dia menyebut video tersebut mudah diakses anak-anak karena menjadi trending topic di media sosial yang mayoritas penggunanya adalah anak-anak.
"189 juta pelanggan internet di Indonesia ditemukan data bahwa 45 juta pelanggannya mengakses tayangan pornografi, entah bagaimana anak memperoleh video asusila, lalu mendistribusikannya ke sesama melalui media sosial," ucapnya.
Arist menambahkan, hal ini bisa merusak psikologis dan masa depan anak, selaras juga dengan data peningkatan kejahatan kekerasan seksual yang dilakukan anak-anak maupun anak-anak menjadi korban.
"Komnas PA mengingatkan dan meminta untuk segera menghentikan pembuatan, penyebarluasan, dan menyimpan tayangan pornografi meski untuk kepentingan pribadi," tutur Arist.
Selain itu Komnas PA juga mendesak Polda Metro Jaya untuk segera menuntaskan kasus penyebaran video porno tersebut, jika pelakunya anak-anak maka upaya penyelesaiannya harus menggunakan pendekatan diversi atau keadilan restorasi dalam perspektif perlindungan anak.