Ini Alasan Wamenkeu Tak Happy Meski Neraca Dagang Oktober Surplus

Neraca dagang Indonesia pada Oktober 2020 surplus sebesar 3,6 miliar dollar AS.

Iwan Supriyatna | Mohammad Fadil Djailani
Selasa, 17 November 2020 | 13:35 WIB
Ini Alasan Wamenkeu Tak Happy Meski Neraca Dagang Oktober Surplus
ilustrasi neraca dagang naik.

SuaraJakarta.id - Neraca dagang Indonesia pada Oktober 2020 surplus sebesar 3,6 miliar dollar AS. Meski surplus, ternyata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara kurang begitu happy.

"Kalau kita lihat ekspor impor maka kita lihat ekspornya (tumbuh) negatif impornya juga negatif. Penurunan impor lebih dalam dibandingkan ekspor, sehingga neraca perdagangan kita dapat momentum surplus, tapi surplusnya karena lebih karena ekspor yang turun lebih rendah dibandingkan impor," kata Suhasil dalam acara Market Outlook 2021 yang dilakukan secara virtual, Selasa (17/11/2020).

Dirinya menjelaskan bahwa surplus ini disebabkan karena kontraksi impor yang tumbuh negatif 19,7 persen sepanjang tahun ini, sementara kontraksi ekspor tumbuh negatif 5,58 persen.

"Kontraksi terjadi baik dari sektor non migas maupun migas," katanya.

Baca Juga:Neraca Dagang Oktober Surplus 3,61 Miliar Dollar AS, Tertinggi Tahun Ini

Secara sektoral, ekspor pertanian masih tumbuh positif. Sementara sektor pertambangan terus turun, adapun manufaktur relatif stagnan.

Dari sisi impor, semua golongan impor per penggunaan mengalami kontraksi, baik untuk barang konsumsi, bahan penolong/bahan baku dan juga barang modal.

"Perlambatan aktivitas domestik dan lemahnya permintaan masyarakat masih menjadi faktor utama pelemahan kinerja impor," pungkasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia pada bulan Oktober 2020 surplus sebesar 3,61 miliar dollar AS.

Angka surplus ini di dapat dari nilai ekspor Oktober 2020 14,39 miliar dollar AS dan nilai impor sebesar 10,78 miliar dollar AS.

Baca Juga:Corona Buat Neraca Dagang Indonesia Surplus 5 Kali Berturut-turut

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan nilai surplus ini merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini.

"Realisasi tersebut jauh lebih tinggi dari surplus 2,44 miliar dollar AS pada September 2020 dan surplus 161 juta dollar AS pada Oktober 2019," kata Setianto.

Dirinya merinci peningkatan ekspor terjadi karena sumbangan sektor non-migas yang mengalami kenaikan sebesar 3,54 persen. Di mana dari posisi 13,29 dollar AS di bulan lalu kini menjadi 13,76 miliar dollar AS pada Oktober 2020.

Sedangkan sektor migas mengalami penurunan sebesar minus 5,94 persen. Ekspor migas pada tercatat 0,63 miliar dollar AS pada Oktober 2020, lebih rendah dibandingkan posisi September sebesar 0,67 miliar dollar AS.

Sementara dari kinerja impor pada bulan Oktober 2020 masih dalam tren negatif, pertumbuhannya masih minus 6,79 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya di September 2020.

Demikian pula jika dibandingkan secara tahunan atau year on year (yoy) ambles 26,93 persen.

Setianto merinci, impor nonmigas Oktober 2020 mencapai 9,70 miliar dollar AS atau turun 6,65 persen dibandingkan September 2020 dan turun 25,36 persen dibandingkan Oktober 2019.

Sementara impor migas Oktober 2020 senilai 1,08 miliar dollar AS atau turun 8,03 persen dibandingkan September 2020. Demikian pula jika dibandingkan Oktober 2019 turun 38,54 persen.

"Surplus ini meningkat cukup besar karena ada penurunan impor," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini