Profil Isti Yudha Prastika, Pramugari NAM Air Korban Tragedi SJ 182

Sebelum terbang dengan pesawat Sriwijaya Air 182, Isti sempat dilarang oleh suaminya.

Rizki Nurmansyah
Selasa, 12 Januari 2021 | 08:00 WIB
Profil Isti Yudha Prastika, Pramugari NAM Air Korban Tragedi SJ 182
Foto Isti Yudha Prastika, pramugari NAM Air yang jadi korban tragedi Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu, Senin (11/1/2021). [Suara.com/Wivy]

SuaraJakarta.id - Sebanyak 62 orang, terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru, tercatat dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Salah satu korban tragedi SJ 182 tersebut, yakni Isti Yudha Prastika, pramugari NAM Air—anak perusahaan Sriwijaya Air.

Isti Yudha Prastika merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Udjang Usman dan Iryanningsih.

Ketiga kakaknya yaitu Niniek Multami, Billian Purnama Oktora, Irfan Defrizon.

Baca Juga:Hari Ketiga Tragedi Sriwijaya Air, Ayah: Masih Kebayang Wajah Isti, Berat!

Bingkai foto keluarga Isti Yudha Prastika bersama ibu dan kakak-kakanya yang sempat jatuh secara tiba-tiba dua pekan lalu, Senin (11/1/2021). [Suara.com/Wivy]
Bingkai foto keluarga Isti Yudha Prastika bersama ibu dan kakak-kakanya, Senin (11/1/2021). [Suara.com/Wivy]

Isti menikah dengan Hendra, sejak Desember 2011 lalu dan belum dikarunia buah hati.

Mereka, tinggal di salah satu perumahan di wilayah Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Pilihan itu diambil Isti lantaran agar aksesnya lebih dekat ke Bandara Soekarno-Hatta.

Isti mulai berkarir sebagai pramugari sejak lulus SMA di usia sekira 18-19 tahun atau sekira tahun 2004.

Kariernya kali pertama menjadi pramugari di Sriwijaya Air.

Baca Juga:Kemenhub: Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Laik Terbang

Isti juga sempat merasakan menjadi pramugari di Air Asia dan setahun belakangan Isti menjadi pramugari di NAM Air.

Sempat menjadi staf, tapi Isti tetap memilih menjadi pramugari. Alasannya, karena terbang berada di dalam pesawat seolah menjadi hobi dan jiwanya.

"Salah satu cita-citanya memang ingin menjadi pramugari,” kata Billi, kakak Isti, saat ditemui SuaraJakarta.id—grup Suara.com—di kediamannya di Perumahan Reni Jaya, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (11/1/2021) malam.

"Secara kenyataannya cepat prosesnya lulus SMA langsung diterima dan nggak berhenti-berhenti. Kalo nggak terbang itu memang ada yang hilang gitu. Karena dia feel-nya pramugari jadi inginnya (tinggal) dekat dengan bandara," papar Billi.

Billian Purnama Oktora, kakak Isti Yudha Prastika, ditemui di kediaman orang tuanya, Senin (11/1/2021). [Suara.com/Wivy]
Billian Purnama Oktora, kakak Isti Yudha Prastika, ditemui di kediaman orang tuanya, Senin (11/1/2021). [Suara.com/Wivy]

Dilarang Suami

Billi menceritakan, sebelum terbang dengan pesawat Sriwijaya Air 182, Isti sempat dilarang oleh suaminya.

Pasalnya, saat itu bukan jadwal Isti bekerja dan dia bakal bertugas sebagai pramugari menggantikan temannya rute Pontianak-Jakarta.

"Statusnya memang extra crew. Suaminya sebenarnya sudah melarang Isti buat extra crew. Ngambil pesawat di sana terbangnya kalau nggak salah dia tugasnya dari Pekanbaru. Cuma mungkin karena kewajiban sudah tugas dari kantor dia jalan. Ya itu, akhirnya seperti itu," ungkap Billi sambil berkaca-kaca.

Berdasarkan pengakuan dari suaminya Hendra, kata Billi, sebelum tragedi itu pun Isti masih sempat memberi kabar bahwa ia sudah di dalam pesawat dan siap terbang.

"Terbang, kontek-kontekan. Dia ngabarin suaminya, mau terbang, sudah di pesawat. Setelah dua jam enggak ada kabar. Pas mau terbang selalu ngabarin, sudah di pesawat mau terbang, oke hati-hati gitu kan, biasalah abi sayang Isti gitu. Udah dua jam enggak ada kabar sampai kemudian mulai cari info dan dapat kabar mengejutkan," papar Billi.

Kini, Billi dan keluarga berharap Isti dapat ditemukan dan dibawa pulang dengan kondisi selamat, ataupun jika meninggal kondisi jasadnya dalam keadaan utuh.

"Harapan keluarga, jelas inginnya masih ada, inginnya jasadnya komplet, lengkap lah. Semoga saja ada keajaiban. Saya pribadi kalau memang ditemukan ya semoga komplet jasadnya. Ya (agar) bisa melihat ini adik saya (untuk terakhir kalinya)," tutup Billi.

Billian Purnama Oktara, sedang memasang foto bingkai sang adik, Isti Yudha Prastika, yang menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 saat ditemui di kediamannya, Senin (11/1/2021). [Suara.com/Wivy]
Billian Purnama Oktara sedang memasang foto bingkai sang adik, Isti Yudha Prastika, yang menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 saat ditemui di kediamannya, Senin (11/1/2021). [Suara.com/Wivy]

Hilang Kontak dan Jatuh

Diketahui, pesawat Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).

Pesawat bernomor registrasi PK-CLC jenis Boeing 737-500 itu sempat hilang kontak setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.40 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB.

Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini