1 dari 19 Terduga Teroris di Makassar Anak Pelaku Bom Gereja di Filipina

Pasangan suami istri tersebut melakukan aksi bom bunuh diri di sebuah gereja di Filipina pada awal tahun 2019 silam.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 04 Februari 2021 | 18:48 WIB
1 dari 19 Terduga Teroris di Makassar Anak Pelaku Bom Gereja di Filipina
Para terduga teroris tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, dengan pengawalan ketat Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kamis (4/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

SuaraJakarta.id - Puluhan terduga teroris tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Kamis (4/2/2021). 19 diantaranya berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Satu dari 19 terduga teroris di Makassar tersebut merupakan anak dari pelaku bom Gereja Katedral Zulu, Filipina, Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani.

Pasangan suami istri tersebut melakukan aksi bom bunuh diri di sebuah gereja di Filipina pada awal tahun 2019 silam.

Pasutri ini merupakan anggota dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar.

Baca Juga:Puluhan Terduga Teroris Sulawesi Dibawa ke Jakarta, 19 Orang Anggota FPI

Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen Rusdi Hartono menjelaskan, Rullie dan Ulfah juga memiliki empat anak lainnya yang terlibat dalam aksi teroris di berbagai negara.

"Salah satu anaknya itu sekarang tertangkap dan masuk diantara 19 yang ada di Makassar," papar Rusdi di Bandara Soetta, Kamis (4/2/2021).

"Rullie dan Ulfa ini memiliki 5 anak. Satu anak sekarang ditahan pihak keamanan Filipina karena terlibat aksi terorisme atas nama Cici. Kemudian 2 bergabung dengan kelompok Abu Sayaf di Filipina Selatan. Kemudian 1 masih ada di suriah," sambungnya.

Rusdi juga menerangkan Rullie dan Ulfa ini mempunyai menantu bernama Andi Baso yang terlibat dalam pengeboman Gereja Oikumene, Samarinda pada tahun 2016.

Baca Juga:26 Terduga Teroris Ditangkap di Gorontalo-Makassar Ditahan di Rutan Cikeas

"Punya menantu yaitu Andi Baso yang terlibat pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda tahun 2016," jelasnya.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (4/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (4/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

Rusdi menerangkan bahwa 19 terduga teroris yang ditangkap di Makassar diketahui pernah terlibat dalam kegiatan Front Pembela Islam (FPI).

"19 orang yang tertangkap semua pernah terlibat menjadi anggota FPI. Mereka sempat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 26 terduga teroris dibawa tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan tiba di Appron Terminal Cargo, Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang, Kamis (4/2/2021).

Namun dua tersangka tak hadir, lantaran tewas dan sudah dimakamkan di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pantauan SuaraJakarta.id—grup Suara.com—puluhan tersangka tiba di Bandara Soetta pada Kamis siang sekitar pukul 14.00 WIB.

Terlihat para terduga teroris itu bagian kakinya terikat dengan rantai dan mata ditutup kain hitam saat turun dari pesawat. Mereka juga didampingi anggota Densus 88.

Para terduga teroris tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dengan pengawalan ketat Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kamis (4/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]
Para terduga teroris tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dengan pengawalan ketat Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kamis (4/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono menjelaskan, sebanyak tujuh tersangka berasal dari Gorontalo, dan sisanya 19 orang dari Makassar, Sulsel.

"Seperti telah kita ketahui bersama hari ini Densus 88 Antiteror memindahkan 26 tersangka terorisme di Indonesia, 7 dari Gorontalo dan 19 dari Makassar," ujar Rusdi kepada wartawan di Bandara Soetta, Kamis (4/2/2021).

"Kemudian untuk 2 jenazah meninggal telah dimakamkan di Makassar," sambungnya.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak