SuaraJakarta.id - Ada pemandangan menarik di tengah padatnya aktivitas lalu lintas di sekitar Rawa Buntu, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (15/2/2021).
Ada sejumlah orang yang tampak beristirahat tengah duduk dan sambil tidur beralas spanduk bekas di pinggir Jalan Rawa Buntu.
Terlihat ada dua anak kecil, dua remaja, dan dua orang tua tengah bersantai di dekat gerobak yang diparkirkan.
"Ini kita lagi istirahat, habis keliling. Lagi neduh, ngemper aja. Setiap hari memang istirahat di sini," kata Rodiah bercerita kepada Suara.com, Senin (15/2/2021).
Baca Juga:Heboh Paket Valentine Isi Cokelat dan Kondom, Satpol PP Tangsel: Belum Nemu
Rodiah menuturkan, mereka yang istirahat itu berasal dari dua keluarga yang keseharian sebagai pemulung.
Rodiah tidak sendiri, ia turut mengajak empat anaknya, menantu hingga cucunya untuk ikut mulung.
Rodiah, merupakan perantauan dari Bekasi. Ia menjadi pemulung di Tangsel sejak tahun 2000.
"Anak saya empat, menantu dan cucu juga ikut mulung, totalnya 10 orang. Termasuk keponakan ini diajak mulung juga, sudah yatim piatu, jadi ikut diajak aja," ungkap Rodiah.
Baca Juga:Pengelolaan Sampah, Wawalkot Tangsel Minta Pemprov Banten Buat TPA di Lebak
Profesi sebagai pemulung terpaksa ia lakoni lantaran sulitnya mencari pekerjaan di Tangsel.
Terlebih, Rodiah mengaku tak memiliki ijazah untuk melamar pekerjaan. Begitu juga dengan anak-anaknya.
Menurutnya, anaknya hanya tamat sekolah hingga tingkat SMP. Hal itu lantaran keterbatasan biaya.
"Nyari pekerjaan apaan yah, anak saya aja sekolahnya berhenti. Cuma SD juga kelas 3, kelas 4 berhenti. Jadi susah (nyari kerja) kalau enggak ada ijazahnya. Akhirnya sekeluarga mulung semua," papar Rodiah yang tinggal mengontrak di Lengkong Gudang belakang Polsek Serpong.
![Rodiah dan Nengsih serta anak-anaknya yang menjadi keluarga pemulung tengah beriatirahat di depan SMA ora Et Labora di Jalan Angsana, Rawa Buntu, Serpong, Kota Tangsel, Senin (15/2/2021). [Suara.com/Wivy Hikmatullah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/02/15/47900-keluarga-gerobak-di-tangsel.jpg)
Rodiah menuturkan, penghasilan sebagai pemulung tak menentu. Terlebih sejak pandemi Covid-19 mewabah di Kota Tangsel.
Penghasilan harian dari mulung pun ikut berkurang, lantaran banyak warung dan toko yang tutup.