SuaraJakarta.id - Nama Sunan Ampel masuk dalam trending Google pada, Senin (5/4/2021). Ini menyusul Haul ke-544 Sunan Ampel di Makam Sunan Ampel Surabaya.
Acara ini turut dihadiri langsung oleh Wali Kota Eri Cahyadi pada, Sabtu (3/4/2021), di mana acara ini berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat.
Para kiai dan habib yang masuk ke area Makam Sunan Ampel sangat dibatasi. Hanya tamu yang membawa undangan yang diperkenankan masuk ke area makam.
Dalam sambutannya di acara Haul Sunan Ampel, Eri berdoa agar pandemi Covid-19 segera hilang dari bumi Nusantara.
Baca Juga:Jelang Ramadan, Ziarah Makam Sunan Giri Mulai Ramai
"Semoga Haul Sunan Ampel pada tahun-tahun berikutnya bisa dilaksanakan lebih dari ini," kata Eri dikutip dari Times Indonesia—jaringan Suara.com—Senin (5/4/2021).
"Maaf saya rindu betul, karena setiap tahun Haul Sunan Ampel saya selalu hadir di sini. Baru tahun kemarin tidak bisa hadir karena pandemi Covid-19," lanjutnya.
Penggerak Ekonomi
Dalam kesempatan itu, Eri juga mengaku ingat dengan dawuh ulama kenamaan Habib Luthfi bin Yahya yang menyampaikan bahwa sebagai manusia harus selalu bisa membahagiakan bagi orang lain.
Bahkan, lanjut Eri, Sunan Ampel meskipun sudah wafat, ternyata bisa menggerakkan roda perekonomian warga lewat peziarah yang datang ke makamnya.
Baca Juga:Riset Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel; Islam di Tuban Belum Setua di Gresik
Karena itu, ia memohon doa restu kepada para habib dan kiai yang hadir di Haul Sunan Ampel untuk saling melengkapi.
"Insya Allah Surabaya akan menjadi kota yang baldatun warobbun ghafur apabila kita bekerjasama, karena doa panjenengan semuanya. Surabaya bisa menjadi kota yang penuh berkah," pungkas Eri.
Wali Songo
Sunan Ampel merupakan salah satu wali songo yang turut berkontribusi besar dalam penyebaran Islam di tanah Jawa.
Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Mohammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat. Ia putra dari Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik.
Sunan Ampel merupakan pencetus Kerajaan Islam pertama di Jawa dan turut membantu pembangunan Masjid Agung Demak. Berikut ini sejarah singkat Sunan Ampel.
Profil Sunan Ampel
Sunan Ampel lahir di Champa, pada 1401. Ia adalah keponakan dari Raja Majapahit. Dalam buku berjudul 'Sunan Ampel (Raden Rahmad)' oleh Yoyok Rahayu Basuki, kakak dari ibu Sunan Ampel bernama Dewi Sasmitraputri yakni seorang permaisuri Prabu Kertawijaya atau Brawijaya.
Di tahun 1443, Sunan Ampel bersama saudaranya, Ali Musada dan sepupunya Raden Burereh menginjakkan kaki di Pulau Jawa dan menetap di Tuban. Kemudian, ia ke Kerajaan Majapahit untuk menemui bibinya Dewi Sasmitraputri.
Selanjutnya, Sunan Ampel berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit yang saat itu sedang dalam masa kelam.
Hal ini karena kehidupan para adipati dan staf kerajaan yang suka bermewah-mewahan dan berpesta sehingga membuat Prabu Brawijaya sedih karena kerajaannya menjadi kacau.
Konsep Dakwah
Dalam praktiknya menyebarkan ajaran Islam, dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan, Sunan Ampel berhasil mengatasi situasi di Kerajaan Majapahit.
Ia menyadarkan dan mendidik para bangsawan dan adipati kerajaan ke jalan kebaikan.
Selanjutnya, Sunan Ampel melanjutkan dakwahnya ke masyarakat sekitar.
Ketika menyusuri desa, Sunan AMpel menemukan tempat kosong dan membangun masjid di lokasi tersebut sebagai tempat ibadah dan dakwah.
Ia juga membangun pesantren. Kini, daerah tersebut dikenal dengan nama Ampeldenta.
Sunan Ampel dikenal dengan dakwahnya yang singkat dan cepat dan menganut konsep 'Moh Limo' yang artinya tidak melakukan lima perbuatan tercela.
- Moh Main (tidak mau berjudi)
- Moh Ngombe (tidak mau mabuk)
- Moh Maling (tidak mau mencuri)
- Moh Madat (tidak mau menghisap candu)
- Moh Madon (tidak mau berzina)
Sosok Sunan Ampel akan selalu berkaitan dengan sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Maka dari itu kita perlu tahu sejarah singkat Sunan Ampel dan konsep dakwah Moh Limo yang diajarakannya.