Meninggal Usai Terima Vaksin AstraZeneca, Ini Kronologi Kematian Trio Fauqi

Vickih menegaskan, mendiang adiknya dalam kondisi sehat dan bugar sebelum menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Rizki Nurmansyah | Yosea Arga Pramudita
Selasa, 11 Mei 2021 | 13:56 WIB
Meninggal Usai Terima Vaksin AstraZeneca, Ini Kronologi Kematian Trio Fauqi
Makam Trio Fauqi Viridaus (22), warga Buaran, Jakarta Timur, yang meninggal sehari usai menerima suntikan vaksin AstraZeneca, Selasa (11/5/2021). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

SuaraJakarta.id - Trio Fauqi Virdaus (22), warga Jalan Buaran III RT 03 RW 15, Duren Sawit, Jakarta Timur meninggal usai menerima vaksin AstraZeneca.

Saat itu, Trio mengikuti program vaksinasi dari PT. Pegadaian, tempat dia bekerja di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Rabu (5/5/2021).

Penyuntikan ini adalah yang pertama diterima oleh mendiang Trio. Pulang dari GBK, almarhum mengeluh sakit kepala yang hebat, bahkan hingga demam tinggi serta linu di sekujur tubuh.

Kondisi itu disampaikan oleh kakak almarhum Sabbihis Fathun Vickih (32) saat ditemui Suara.com di kediamannya, Selasa (11/5/2021).

Baca Juga:Pemerintah Harus Jelaskan Kasus Kematian Pasca Disuntik Vaksin AstraZeneca

Menurut Vickih, sehari setelah menerima vaksin, tepatnya pada Kamis (6/5/2021) pagi, sakit di kepala Trio makin menjadi-jadi.

"Setelah pulang vaksin, almarhum mengeluh sakit kepala hebat dia bilang. Dia baru kali itu merasakan sakit kepala sampai tidak kuat. Kemudian, demam tinggi sama sekujur tubuh katanya linu. Puncaknya kamis pagi, sakit kepalanya makin hebat," ungkap Vickih.

Mengetahui itu, pihak keluarga langsung membawa Trio ke Rumah Sakit Asta Nugraha, Duren Sawit. Bahkan, sebelum itu, Trio sempat kejang-kejang hingga akhirnya pingsan.

"Sampai akhirnya dia sempat dilarikan ke rumah sakit karena napasnya terengap-engap, terus saat kejadian dia habis teriak karena kepalanya sakit. Dia sempat mengalami syok, intinya seperti kejang dan akhirnya pingsan," sambung Vickih.

Sabbihis Fathun Vickih (32), kakak dari almarhum Trio Fauqi Viridaus (22), saat ditemui di kediamannya, Selasa (11/5/2021). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]
Sabbihis Fathun Vickih (32), kakak dari almarhum Trio Fauqi Viridaus (22), saat ditemui di kediamannya, Selasa (11/5/2021). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

Vickhih mengatakan, mendiang adiknya tidak sampai lima menit berada di rumah sakit tersebut. Tepat pukul 12.30 WIB, Trio mengembuskan napas terakhirnya.

Baca Juga:Hindari Keresahan soal AstraZeneca, KIPI Didesak Selidiki Kematian Trio

"Di sana hanya lima menitan lah, tidak lama. Diperiksa, sempat disarankan oleh pihak mereka (RS Asta Nugraha) untuk pindah ke RS yang lebih besar. Tepat pukul 12.30 siang almarhum dinyatakan meninggal dunia. Tepat sehari setelah vaksin," beber dia.

Sehat Tanpa Riwayat Penyakit

Vickih menegaskan, mendiang adiknya dalam kondisi sehat dan bugar sebelum menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Bahkan, disebutkan jika mendiang Trio sama sekali tidak mempunyai riwayat penyakit.

"Sehat walafiat, tidak ada riwayat penyakit," tegas Vickih.

Atas dasar itu, Vickih mempunyai keyakinan jika suntikan vaksin AstraZeneca yang menjadi dugaan kuat penyebab kematian adiknya.

Sebab, Trio meninggal sehari selang penyuntikan vaksin dan terlebih tidak mempunyai riwayat penyakit.

"Ya sampai sekarang belum. Ya diduga kuat karena vaksin. Karena memang tidak ada sakit. Kronologi hari Rabu kan disuntik vaksin, Kamis meninggal. Logikanya sederhana saja, jangan dipersulit seperti gimana-gimana," pungkas Vickih.

Belum Cukup Bukti

Di lain pihak, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) belum memiliki cukup bukti yang mengaitkan peristiwa meninggalnya seorang pemuda asal Buaran, Jakarta Timur, dengan vaksin yang dia terima.

"Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat (7/5), dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi. Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari.

Kementerian Kesehatan turut berduka atas meninggalnya almarhum dan mendorong hasil investigasi Komnas dan Komda KIPI bisa segera didapatkan.

Komnas KIPI adalah lembaga yang kredibel dan independen yang memiliki fungsi dalam mengawasi pelaksanaan vaksinasi khusus untuk kejadian ikutan pascaimunisasi.

Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

Karangan bunga duka cita atas meninggalnya Trio Fauqi Viridaus (22), warga Buaran, Jakarta Timur, dari tempat kerja almarhum, Selasa (11/5/2021). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]
Karangan bunga duka cita atas meninggalnya Trio Fauqi Viridaus (22), warga Buaran, Jakarta Timur, dari tempat kerja almarhum, Selasa (11/5/2021). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

Dorong Penyelidikan

Atas hal itu, Komnas KIPI didesak segera mencari penyebab kematian penerima vaksin AstraZeneca, yakni Trio Fauqi Virdaus.

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan penyebab kematian Trio perlu dicari tahu lebih lanjut oleh Komnas KIPI. Apakah kemudian memang ada keterkaitan antara vaksin AstraZeneca dengan tewasnya Trio.

Mengingat, berdasarkan penuturan keluarga mendiang, Trio dalam kondisi sehat saat menerima vaksin.

"Mengapa saya mendorong cepat melakukan penyelidikan? Agar tidak berkembang luas dengan asumsi di masyarakat serta menimbulkan keresahan dengan segera mengetahui penyebab utama yang bersangkutan meninggal dunia," kata Rahmad kepada wartawan, Selasa (11/5/2021).

Rahmad melanjutkan, apabila memang kematian Trio tidak ada hubungannya dengan vaksinasi yang ia lakukan, Komnas KIPI harus menyampaikan temuannya tersebut ke publlik. Sehingga, vaksinasi dengan AstraZeneca tidak menjadi permasalahan untuk dilanjut.

Sebaliknya, hal yang sama juga harus dilakukan bila fakta menunjukkan Trio meninggal akibat efek vaksin AstraZeneca.

"Namun bila KIPI menyimpulkan karena faktor imunisasi maka KIPI harus merekomendasikan ke pemerintah untuk mengambil langkah, mau di bagaimanakan itu vaksin," kata Rahmad.

"Ini adalah tanggung jawab KIPI untuk memutuskan dan merekomendasikan ke pemerintah. Namun sekali lagi KIPI harus bergerak cepat biar dapat kesimpulan dan kesimpulan ini pasti ditunggu oleh masyarakat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini