Menengok Peringatan Waisak di Vihara Boen Hay Bio Tangsel, Tanpa Pradaksina

"Tahun ini tetap kita masih memperingati Waisak dengan khusyuk, meskipun tidak seramai biasanya."

Rizki Nurmansyah
Rabu, 26 Mei 2021 | 22:12 WIB
Menengok Peringatan Waisak di Vihara Boen Hay Bio Tangsel, Tanpa Pradaksina
Pelita atau lilin untuk para leluhur disusun membentuk seperti daun dan tulisan Waisak 2565 BE di Vihara Boen Hay Bio Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (26/5/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Tak lebih dari 20 umat Budha mengikuti puja bakti dalam rangka Hari Raya Waisak di Vihara Boen Hay Bio Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (26/5/2021).

Pihak vihara memang membatasi jamaah yang ingin ibadah di vihara tertua di Tangsel itu pada peringatan Waisak 2565 BE tersebut. Pembatasan dikarenakan situasi saat ini masih pandemi Covid-19.

Salah satu pengurus vihara, Om Angki mengatakan, pelaksanaan ibadah Waisak tahun ini masih dalam pembatasan.

Jika dalam situasi normal, kata Om Angki, area vihara dipenuhi umat Buddha yang ingin memperingati Hari Waisak.

Baca Juga:Hari Raya Waisak 2021, Ribuan Napi Dapat Remisi

"Kalau situasi normal biasanya di sini penuh. Tapi sekarang dibatasi, hanya 20 orang, itu juga hanya sesepuh-sepuhnya saja," katanya kepada SuaraJakarta.id, Rabu (26/5/2021).

Tak hanya dibatasi, dalam peringatan Hari Waisak tahun ini pun ada rangkaian kegiatan yang dikurangi.

Seperti diungkapkan oleh Zetha Anthony Tatang. Menurutnya, dua tahun ini peringatan Waisak diperingati berbeda. Hanya sederhana dan tanpa euforia.

"Kita sama kayak tahun lalu, masih terbatas untuk melakukan kebaktian dan berkumpul dengan banyak umat. Tapi tidak menutup kemungkinan kita tetap memperingati Hari Waisak dengan sebatas menyalakan pelita, kebaktian dengan jumlah umat terbatas. Tidak semaksimal biasanya," katanya ditemui, Rabu (26/5/2021).

Menurutnya, rangkaian peringatan Waisak tahun ini berbeda dengan sebelum pandemi. Yakni, merangkai bunga di altar menjelang detik-detik Waisak, melakukan pradaksina atau keliling area vihara tiga putaran sambil membawa lilin dan bunga, kemudian menyalakan pelita.

Baca Juga:Mengintip Perayaan Hari Raya Waisak di Vihara Terbesar Kota Batam Saat Pandemi

"Itu kalau situasi normal, kalau saat pandemi ini sudah dua tahun pradaksina di-skip. Jadi hanya kebaktian dan nyalakan pelita," ungkap cewek berkacamata itu.

Meski diperingati sederhana, wanita 27 tahun itu mengaku, tetap memperingati Hari Waisak dengan khusyuk.

"Tahun ini tetap kita masih memperingati Waisak dengan khusyuk, meskipun tidak seramai biasanya. Tetapi tidak menghilangkan makna peringatan Waisaknya," paparnya.

Senada diungkapkan Marcella Permadi. Menurutnya, meski diperingati dengan serba terbatas, Hari Waisak tetap spesial baginya.

"Mungkin masih sama tahun lalu karena masih pandemi, kita tetap merayakan tapi kurang semarak. Kita hanya menyalakan pelita dan kebaktian secara daring," ungkapnya.

"Today is very special day, lets go to clean up the mind," sambung cewek 20 tahun itu.

Pantauan SuaraJakarta.id di lokasi, umat Buddha yang mengikuti kebaktian di ruang dhammasala di lantai dua Vihara Boen Hay Bio dibatasi. Terlihat, umat yang mengikuti duduk dengan menerapkan jaga jarak.

Sementara di area luar vihara, sejumlah umat tampak antusias menyalakan pelita atau lilin untuk para leluhurnya. Pelita tersebut disusun membentuk seperti daun dan tulisan Waisak 2565 BE.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini