Efek Fenomena La Nina, BMKG: Musim Hujan Tahun Ini Akan Lebih Panjang

Berlangsungnya musim kemarau diperkirakan hanya sebentar, jika dibandingkan musim penghujan.

Rizki Nurmansyah
Selasa, 01 Juni 2021 | 13:54 WIB
Efek Fenomena La Nina, BMKG: Musim Hujan Tahun Ini Akan Lebih Panjang
Ilustrasi - Suasana lalin di Jakarta dilanda hujan deras. BMKG memprediksi musim hujan tahun ini lebih panjang daripada tahun-tahun sebelumnya karena efek fenomena La Nina. [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJakarta.id - Musim hujan pada tahun ini diprediksi akan lebih panjang. Kondisi ini karena efek fenomena La Nina.

Hal itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Citeko, Fatuhri Syabani mengatakan, musim hujan tahun ini diprediksi lebih panjang ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

"Berdasarkan pantauan satelit, musim penghujan tahun ini akan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya. Ini dikarenakan efek dari fenomena La Nina," kata dia, Selasa (1/6/2021).

Baca Juga:Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Pasaman, Begini Pengakuan Warga

Fatuhri menambahkan, musim kemarau yang idealnya berlangsung di bulan Mei atau awal Juni, tahun ini diprediksi mundur, yakni akhir Juni.

Sehingga berlangsungnya musim kemarau diperkirakan hanya sebentar, jika dibandingkan musim penghujan.

"Biasanya jika musim kemarau jatuh pada Maret atau Mei, kemungkinan pada tahun ini musim kemarau akan masuk pada pertengahan atau akhir Juni nanti. Ini karena efek La Nina jadi mengalami kemundurannya," ujarnya.

Fatuhri menyebutkan bahwa efek dari Fenomena La Nina menyebabkan permukaan laut di sekitaran Indonesia masih hangat. Sehingga kandungan uap airnya masih banyak di udara.

"Jadi begitu ada gangguan sedikit saja di udara, akan menjadi awan-awan berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang," ungkapnya.

Baca Juga:Lokasi Nikahan Outdoor Diguyur Hujan 30 Menit Jelang Acara, Cuma Bisa Pasrah

Ia mengatakan La Nina bukan kali pertama terjadi, melainkan sudah beberapa kali dan menyebabkan bencana khususnya di wilayah Kabupaten Bogor.

"Yang lebih parah tahun 2010 secara gelobal Indonesia, hampir semua wilayah curah hujannya ekstrem, itu juga La Nina. Itu La Nina paling ekstrem tercatat sepanjang sejarah di dunia," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini