SuaraJakarta.id - Junaidi, salah satu warga Perumahan Nerada, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangel), mengaku sempat mendengar suara gemuruh saat longsoran turap terjadi.
Diketahui, longsor di Tangsel tersebut terjadi pada, Jumat (11/6/2021) malam, akibat hujan deras dan angin kencang.
Akibat bencana longsor di Tangsel itu, tiga rumah hancur dan tiga orang mengalami luka. Para korban kini dirawat di Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat.
Junaidi mengaku sempat mendengar suara gemuruh yang berasal dari longsoran turap ambruk hingga menimpa atap rumah.
Baca Juga:Pilu! Lagi Pilih Kebaya, Calon Pengantin Tertimpa Material Longsor di Tangsel
"Suaranya kencang banget, saya sempat ketar-ketir juga," tutur dia saat ditemui SuaraJakarta.id di lokasi, Sabtu (12/6/2021).
"Saya langsung keluar ngecek memastikan sekitar. Aliran air kali kebendung dan akhirnya tembok pembatas ini jebol," paparnya.
Junaidi mengungkapkan, dua dari tiga korban longsor di Tangsel merupakan pasangan calon pengantin, Jones M Simbolon (30) dan Reta (22).
Keduanya, kata Junaidi, tengah memilih kebaya untuk persiapan pernikahan yang rencananya akan dilangsungkan pada Oktober mendatang.
"Jadi (keduanya) lagi milih kebaya buat persiapan pernikahan," tuturnya.
Baca Juga:Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Ciputat
Kerahkan Eskavator
Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengerahkan dua eskavator untuk menangani material tanah dan beton turap.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan, saat ini pihaknya fokus menangani material tanah yang menutupi aliran buangan Kali Pesanggrahan itu.
"Setelah dikaji sama teman-teman dari Dinas Bangunan, kalau (tanahnya) digali semuanya khawatir tembok di sana (atas kali) roboh lagi," kata Benyamin saat meninjau longsoran tersebut, Sabtu (12/6/2021).
Selain itu, pihaknya juga bakal membuat aliran kali baru sehingga air dari aliran buangan Kali Pesanggrahan tak mengalir ke pemukiman warga.
"Jadi kita bagi dua bikin aliran, kanan kirinya dipadatin dulu. Intinya gimana air mengalir dulu. Jadi air tidak mengalir ke rumah warga," ungkap Benyamin.
Pasca Longsor
Menurutnya, penanganan pasca longsor di Tangsel tak bakal selesai dalam sehari. Selain mengeruk material longsor, pihaknya bakal memasang bambu sebagai penahan tebing usai turap longsor.
"Mungkin seminggu, pemasangan cerucuk bambu aja nggak kelar sehari. Nanti tanahnya bakal dipadatkan beberapa hari. Kalau tidak dipadatkan nanti tergerus lagi," papar Benyamin.
"Kendalanya pengerahan alat berat ini, kemudian saya juga harus buang puing ini. Harus normalisasi lagi. Ini harus koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Banten. Saat ini bagaimana mengeruk urugan tanah itu untuk membuat aliran baru," sambung Benyamin.
Terkini, meski sudah berlangsung 12 jam, air dari aliran anak kali Pesanggrahan masih menggenangi jalan di Perumahan Nerada Tangsel.
Aliran airnya pun cukup deras lantaran aliran utamanya masih tertutupi material longsor. Ketinggian air yang menggenangi jalan di perumahan terebut mencapai selutut orang dewasa.
Terkini, material longsor yang disebabkan hujan deras itu masih ditangani secara swadaya baik dari pemerintah dan juga warga.
Kontributor : Wivy Hikmatullah