Penghasilan sebagai badut pengamen tak menentu didapat Yani. Dalam sehari paling besar mendapat hingga Rp 100 ribu. Pendapatan itu belum dipotong untuk biaya makan ia dan anaknya, serta ongkos pulang naik angkot.
Dengan penghasilan yang jauh dari pas-pasan itu, Yani masih harus menanggung kebutuhan keluarganya termasuk biaya berobat sang suami. Belum lagi sewa kontrakan per bulan yang Rp 800 ribu.
Sebelumnya, Yani juga dibantu oleh anak pertamanya berusia 16 tahun dengan mengarak ondel-ondel. Meski tak seberapa penghasilannya, namun cukup membantu memenuhi kebutuhan makan keluarga.
Namun, sejak dua bulan lalu, anak pertamanya itu didiagnosis hernia akibat terlalu berat mengarak ondel-ondel. Kini, kondisinya semakin parah lantaran tak kuat berjalan. Hal itu menambah beban baru bagi Yani.
Baca Juga:Viral Bocah Badut Pengamen Palak Bapak-bapak Tunadaksa Demi Uang Rp 2 Ribu
"Kalau beli obat buat bapak sebulan sekali itu Rp 400 ribu, dapatnya cuma setengah strip. Tapi kalau nggak ada uang ya nggak beli obat. Ditambah pengobatan anak sakit hernia, nggak bisa operasi, nggak ada uang. Sekarang makin parah nggak kuat jalan," keluh Yani.
Yani memiliki tiga anak. Usianya 16 tahun, 13 dan 5 tahun. Anak pertama dan kedua sudah tak sekolah, hanya tamat hingga jenjang Sekolah Dasar (SD). Sementara sang bungsu ikut dirinya keliling menjadi badut jalanan.
Yani dan keluarga tinggal di sebuah kontrakan di Kampung Kedong RT 1 RW 2 Jombang, Ciputat, Tangsel. Sehari-hari dia berkeliling dari pagi hingga sore. Seluruh kecamatan di Tangsel sudah dia susuri. Paling jauh, Yani pernah mengamen menjadi badut jalanan sampai ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
![Kusmiyani bersama putra bungsunya saat mengamen sebagai badut jalanan di sebuah minimarket di Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (17/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/17/87758-kusmiyani-badut-jalanan-di-tangsel.jpg)
Hal yang membuat kisahnya semakin pilu, Yani ternyata merahasiakan aktivitasnya itu dari para tetangga. Bahkan dari sang suami. Itu dilakukan, agar tak membuat suaminya semakin sakit lantaran tahu istrinya mencari nafkah sebagai pengamen badut jalanan.
"Pada tahunya anak saya ngarak ondel-ondel, itu doang. Kita nutupin suami saya aja, ya takutnya malu istrinya begini sedangkan dia lagi sakit nanti terbebani. Jadi kalau ditanya mau ke mana, saya selalu bilang mau nyari rezeki," ungkap Yani haru.
Baca Juga:Dikira Mau Demo, Mahasiswa UIN Walisongo Berubah Jadi Badut Demi Hibur Pasien Covid-19
"Suami nggak tahu aktivitas saya di luar rumah. Karena saya menghormati suami. Walaupun kondisinya sakit dan nggak bisa nafkahi, dia tetap suami yang baik," sambungnya.