Warga Resah Prostitusi Gunung Antang Matraman, Tapi Tak Bisa Berbuat Banyak

Prostitusi Gunung Antang berada di pinggir rel kereta yang menghubungkan Stasiun Manggarai-Bekasi.

Rizki Nurmansyah | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Selasa, 19 Oktober 2021 | 17:39 WIB
Warga Resah Prostitusi Gunung Antang Matraman, Tapi Tak Bisa Berbuat Banyak
Suasana terkini tempat prostitusi Gunung Antang, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (19/10/2021). [Foto: Raihan Hanani]

SuaraJakarta.id - Tempat prostitusi di kawasan Gunung Antang, Matraman, Jakarta Timur, tengah menjadi sorotan setelah seorang pria berinisial S (45) tewas. Pria itu dianiaya hingga tewas karena tak mau membayar usai berkencan dengan wanita pekerja seks komersial (PSK).

Ketua RW 09, Sutrisno mengatakan sebenarnya warganya resah dengan keberadaan tempat prostitusi Gunung Antang. Namun karena takut adanya pergesekan mereka tidak bisa berbuat banyak, sehingga saling berusaha meredam konflik.

"Ya mau bagaimanana, warga sekitar juga takut nanti ada gesekan, yang penting enggak ganggu wilayah situ," kata Sutrisno saat ditemui Suara.com, Selasa (19/10/2021).

Prostitusi Gunung Antang berada di pinggir rel kereta yang menghubungkan Stasiun Manggarai-Bekasi.

Baca Juga:Prostitusi di Jakarta: Darah Muncrat di Tempat Pelacuran Gunung Antang Sudah Berkali-kali

Posisinya berdekatan dengan pemukiman warga RW 9, Kelurahan Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur. Kata Sutrisno tempat itu telah menjadi lokasi PSK mangkal sejak tahun 1970.

Setidaknya kurang lebih 50 bilik berdiri, sebagai tempat PSK melayani tamunya. Para PSK, kata Sutrisno, berasal dari sejumlah wilayah seperti Depok, Citayem, dan yang bermigrasi dari Kali Jodoh, Jakarta Utara.

Setiap hari kawasan prostitusi Gunung Antang beroperasi mulai pukul 20.00 WIB hingga 03.00 WIB. Pada jam-jam tersebut situasi akan ramai pengunjung dan dentuman musik.

Lokalisasi Gunung Antang, Matraman, tempat Sugito tewas ditusuk karena kurang bayar PSK. (Raihan Hanani)
Lokalisasi Gunung Antang, Matraman, tempat Sugito tewas ditusuk karena kurang bayar PSK. (Raihan Hanani)

Namun jumlah pengunjung mengalami penurunan akibat adanya pandemi COVID-19. Penurunannya diperkirakan mencapai 50 persen.

"Sebelum pandemi tuh banyak yang datang, cuma selama pandemi yang datang dibatasi," ujar Sutrisno.

Baca Juga:Prostitusi Pinggir Rel Matraman Rawan Kriminal, Terbaru Pria Tewas Gegara Tak Bayar PSK

Selain menjadi tempat bagi PSK menjajakan jasanya, ia menyebut kawasan Gunung Antang kerap menjadi tempat judi dan peredaran minuman keras.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini