Co-Founder E-Prix Harap Kontrak Formula E Jakarta Diperpanjang Usai 2024

Menampik bahwa Jakarta membayar lebih tinggi dari kota ternama lainnya di dunia agar dapat menghelat ajang balap mobil listrik ini.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 25 November 2021 | 06:05 WIB
Co-Founder E-Prix Harap Kontrak Formula E Jakarta Diperpanjang Usai 2024
Co-Founder Formula E Alberto Longo dan Ketua IMI Pusat Bambang Soesatyo atau Bamsoet di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/11/2021) malam. [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

SuaraJakarta.id - Chief Competition Officer sekaligus Co-founder Formula E (E-Prix) Alberto Longo mengharapkan kontrak penyelenggaraan balapan Formula E Jakarta dapat diperpanjang setelah selesai kontrak pada 2024 nanti dengan mempertimbangkan kesuksesan penyelenggaraan perdana di Ibu Kota.

"Kita punya lima tahun sebenarnya dalam kontrak, tapi dua tahun awal kami tunda karena COVID-19. Jadi masih ada tiga tahun dalam kontrak 2022, 2023, 2024, musim 8, 9, dan 10. Setelah itu kami harap bisa memperpanjang kontrak kembali di Jakarta," kata Longo di Kantor Black Stone Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/11/2021).

Longo menuturkan pihaknya melihat potensi penyelenggaraan perdana Formula E Jakarta untuk tiga musim mendatang pada 2022-2024. Kemudian akan mempertimbangkan untuk bisa memperpanjang kontrak atau tidak.

Secara khusus, Alberto menampik bahwa Jakarta membayar lebih tinggi dari kota ternama lainnya di dunia agar dapat menghelat ajang balap mobil listrik ini.

Baca Juga:Pemeriksaan sedang Berjalan, Panitia Formula E Ingin Gandeng KPK Cegah Korupsi

"Tidak, saya bisa pastikan kalau Jakarta tidak membayar lebih dari yang dibayarkan oleh kota-kota lain," ujar Longo.

Menurut Longo, ajang Formula E disambut antusias oleh Pemerintah Indonesia dan Pemprov DKI Jakarta melakukan negosiasi dengan baik.

Sehingga organisasi Formula E tertarik untuk bisa datang ke Jakarta dan menginvestasikan ajang balap mobil listrik itu di Ibu Kota.

"Anda seharusnya sangat bangga karena Indonesia bernegosiasi dengan keras, sangat keras, untuk bisa menyelenggarakan kejuaraan ini," ucap Longo.

Ia menambahkan, ajang Formula E merupakan kejuaraan balap yang bermodal tinggi. Dalam sekali penyelenggaraan balapan, modal yang diperlukan tidak kurang dari 25 juta Dolar AS.

Baca Juga:Sempat Jadi Opsi, Bamsoet Larang GBK dan Monas Jadi Lintasan Formula E Jakarta

"Dan (25 juta Dolar AS) itu belum termasuk biaya yang diinvestasikan untuk pembangunan jalan, dan juga materi untuk jalur treknya," tutur Longo.

Terkait besaran biaya komitmen yang diberikan Pemprov DKI Jakarta kepada Formula E, Longo tidak bersedia menjawabnya karena itu merupakan informasi yang bersifat rahasia (confidential).

"Kami tidak harus menyembunyikan apa-apa. Tapi ini confidential. Kami hanya berkolaborasi dengan pihak berwenang. Saya tidak tahu hasil studi, tapi saya yakinkan tidak ada yang berjalan dengan salah," tegas Longo.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Ikatan Motor Indonesia Ahmad Sahroni meyakinkan bahwa panitia Formula E di DKI Jakarta akan beraudiensi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk meminta pendampingan dan ikut andil pengawasan dalam pelaksanaan Formula E pada 2022.

"Agar tidak terjadi hal-hal menjadi bersifat politis, padahal ini adalah kegiatan untuk branding negara. Maka itu, kami (IMI), Formula E dan segenap pelaksana akan meminta pendampingan terhadap KPK untuk pelaksanaan Formula E," ujar Sahroni yang juga Wakil Ketua Komisi III Bidang Hukum DPR RI. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini