Usai Mogok Produksi, Harga Tempe Naik, Perajin: Kedelai Belum Stabil

Ia hanya meminta agar pemerintah dapat menstabilkan harga kedelai, agar ia tidak bingung dalam menghitung biaya produksi.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 24 Februari 2022 | 14:04 WIB
Usai Mogok Produksi, Harga Tempe Naik, Perajin: Kedelai Belum Stabil
Perajin tempe di Kembangan, Jakarta Barat, telah mulai kembali produksi meski harga kedelai dinilai belum stabil, Kamis (24/2/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJakarta.id - Perajin tempe di Kembangan Jakarta Barat menaikkan harga produknya usai melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari sejak 20-23 Februari 2022 kemarin.

Salah seorang pengrajin tempe, Abdul Hakim mengaku saat ini ia menaikan harga tempe sebesar Rp500-1.000.

Untuk tempe berukuran kecil, yang biasa dijual Rp 3.000, kini ia menjual dengan harga Rp 3.500.

Sedangkan tempe dengan ukuran besar ia jual dengan harga Rp 6.000. Naik Rp 1.000 dari harga jual sebelumnya.

Baca Juga:Kembali Beredar di Pasar Tradisional, Harga Tahu dan Tempe di Cimahi Naik Rp 500

"Per potong yang kecil bisa Rp 500. Kalau yang besar itu Rp 1.000. Yang setara Rp 3.000 naik Rp 3.500 yang setara Rp 5.000 naik Rp 6.000," jelas Hakim, Kamis (24/2/2022).

Harga kacang kedelai yang menjadi bahan pokok pembuatan tempe, kata Hakim, hingga saat ini juga belum stabil. Harga bahan pokok itu masih bergerak fluktuaktif.

"Rp 12 ribu per kilo sebelumnya Rp 10 ribu. Kemarin ada yang beli Rp 11 ribu. Masih belum stabil," jelasnya.

Hakim tidak muluk meminta pemerintah menurunkan harga kedelai.

Ia hanya meminta agar pemerintah dapat menstabilkan harga kedelai, agar ia tidak bingung dalam menghitung biaya produksi.

Baca Juga:Tahu Tempe di Pasar Bogor Kembali Beredar, Tapi Ukurannya Mengecil

"Iya gak usah muluk-muluk mau turun harga, yang penting stabil biar pengelolaan dagangan kita lebih gampang," tutupnya.

Kontributor : Faqih Fathurrahman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini