"Alhamdulillah selama makamin Covid enggak ada yang kena. Semua di sini enggak ada yang kena. Paling cuma kecapean doang, soalnya kan kita awal-awal lonjakan itu hampir 24 jam," katanya.
Tak hanya itu, Teguh juga harus menahan sabar ketika diminta pihak kelurga yang ingin buru-buru memakamkan jenazah yang sudah mengantre. Tak jarang, dia dan tukang lainnya kena semprot keluarga yang berduka.
"Keluhannya paling kayak keluarga enggak sabar mau makamin. Kan kadang kita ngantre banyak, banyak yang minta diduluin. Padahal sudah ada urutan antre masuk, kadang ada yang enggak ngerti, petugas yang dimarahi sama keluarga. Sering kena semprot. Dibilangin enggak ngerti, ya sudah. Kita tetap ikuti antrean, kasihan yang sudah datang duluan," paparnya.
Seiring berjalannya waktu, kini Teguh Cs mulai terbiasa dengan pekerjaanya itu. Menghabiskan waktu setiap hari di pemakaman, membuatnya tak lagi khawatir terhadap Covid-19.
Baca Juga:Dua Tahun Pandemi Covid-19, Ketua Satgas IDI Soroti Rekor Kematian Harian yang Sempat Tinggi
![Para penggali kubur jenazah Covid-19 di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (2/3/2022). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/02/96063-penggali-kubur-jenazah-covid-19-di-tpu-jombang-tangsel.jpg)
Kini bahkan para petugas pemakaman tak lagi memakai APD ketat seperti sebelumnya. Mereka hanya mengandalkan masker saat melakukan prosesi pemakaman.
Meski begitu, dirinya tetap merasakan sedih ketika melihat duka para keluarga dari jenazah Covid-19 yang dimakamkan. Pasalnya, jangankan untuk melihat wajah terakhir jenazah, mendoakannya saja harus berjarak.
"Kalau khawatir saat ini sudah nggak ada, sudah biasa. Tapi sedih kadang, kasihan, kadang kita melihat enggak tega juga sama keluarganya," ungkapnya.
Kini, Teguh bersyukur, lantaran jumlah jenazah Covid-19 yang dimakamkan di TPU Jombang berkurang. Meski Februari 2022 sempat meningkat lagi, tapi setidaknya tak separah pertengahan 2021 silam.
"Alhamdulillah saat ini sudah menurun lagi. Kita juga ada waktu buat istirahat. Apalagi sekarang jamnya dibatasi hanya sampai jam 9 malam. Jadi ada waktu buat istirahat dan waktu buat keluarga di rumah," pungkasnya.
Baca Juga:Sebelum Rudapaksa Bocah, Kuli Bangunan di Tangsel Campuri Minuman Korban dengan Obat
Kontributor : Wivy Hikmatullah