Pilu! Mahasiswi UMT Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual Dosen, Begini Kronologi Lengkapnya

Korban meminta pihak kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang untuk menindak oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual tersebut.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 30 Maret 2022 | 13:54 WIB
Pilu! Mahasiswi UMT Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual Dosen, Begini Kronologi Lengkapnya
Ilustrasi pelecehan seksual terhadap mahasiswi.[Suara.com/Iqbal Asaputro]

SuaraJakarta.id - Seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh dosen. Peristiwa itu terjadi di lingkungan kampus.

Korban berinisial AR, mahasiswi semester 4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Bahasa Inggris.

Kepada SuaraJakarta.id—grup Suara.com—AR mengaku menjadi korban pelecehan seksual oknum dosen berinisial SB pada Desember 2021 lalu.

AR bercerita melalui resume yang dikirimkan, pelecehan seksual itu bermula saat akan melakukan perayaan usai mengikuti lomba musikalisasi puisi pada Pekan Seni Mahasiswa (PSM) Perguruan Tinggi Muhammadiyyah Aisyiyah (PTMA). Agenda itu bakal diikuti oleh pihak dekan dan tokoh UMT.

Baca Juga:Dekan FISIP Unri, Terdakwa Kasus Pelecehan Seksual Mahasiswi Divonis Bebas

Saat AR datang ke tempat perayaan, AR melihat SB tengah duduk di depan dan kemudian beranjak ke dalam. Tak lama AR kemudian masuk ke dalam tempat acara tersebut. Saat itu, tempat acara masih sepi.

Saat berada di dalam, AR melihat SB tengah sibuk mengambil barang dengan posisi membelakanginya. Tak lama, SB kemudian memberi selamat karena menang lomba. Semula hanya bersalaman, AR kemudian terkejut lantaran pelaku berusaha memeluknya.

"Pada awalnya kami hanya bersalaman, namun dari bersalaman itu beralih kesebuah pelukan yang mengagetkan saya. Dia memeluk saya cukup erat, lalu mulai menciumi pipi, kening, dan hampir mengenai bibir," katanya dikonfirmasi, Rabu (30/3/2022).

AR pun masih tak menyangka atas perlakuan itu dan berusaha melepaskan pelukan SB. Korban bingung, semula dia tak pernah menduga peristiwa itu terjadi.

"Kejadian itu berlangsung sekitar 5-10 detik lamanya. Lalu dia keluar, dan saya masih terdiam. Saya takut dan saya terus kepikiran tentang hal itu. Saya bingung, apakah ini cara menyapa atau memberikan 'bahasa selamat' kepada perempuan? Terlebih dia laki-laki, dan saya perempuan. Saya tidak mencurigai apa-apa dari awal mengikuti perlombaan, karena dia bersikap biasa saja dan tidak ada interaksi seperti itu," ungkap AR.

Baca Juga:Komahi Unri Serahkan Amicus Curiae Kasus Pelecehan Seksual Dekan Syafri Harto

Kejadian itu pun membuat AR trauma dan memutuskan tak berkomunikasi. Namun, SB kemudian kembali menghubungi dan mengajak AR menyanyikan lagu atau kolaborasi. Tapi, AR menolak dengan alasan sibuk bekerja.

Ternyata, ajakan SB untuk bertemu tak berhenti di situ. Pelaku yang mengajar mata kuliah teater di semester 4 itu kembali menghubungi AR.

Lantaran masih trauma dan takut, AR berkali-kali menolak tawaran pelaku. Tapi, pelaku terus mengajak AR untuk menyanyi bahkan mengimingi akan dibayar dengan budget Rp 300 ribu untuk tes vokal lagu yang diinginkan.

AR akhirnya terpaksa menerima tawaran itu lantaran saat itu pelaku menyebut tes vokal akan dilakukan bersama orang PMI. Jadwal pun sempat diundur dan kemudian disepakati pada, Sabtu (5/3/2022).

Saat itu, AR datang terlambat 30 menit dari waktu yang dijanjikan pukul 13.00 WIB di salah satu ruang teater kampus lantaran hujan. Saat datang, pintu teater masih terbuka lalu coba masuk.

Namun saat di dalam, SB meminta AR untuk menutup rapat pintu. Sempat ragu, tapi akhirnya AR terpaksa menutup pintu karena diminta berulang oleh pelaku.

Saat itu, hanya ada dua orang di dalam ruangan. SB beralasan pihak PMI tak dapat datang dan baru akan datang pada malam harinya. Pada situasi itu, AR mengaku ketakutan dan mencoba tenang sambil berharap agar proyek lagu segera selesai.

Di sela-sela kegiatan, SB mulai beraksi. SB sempat bilang bahwa hidung AR seksi. Perlahan, SB mulai mendekati AR yang tengah duduk seolah siap mendekap dari posisi belakang.

"Dia beberapa kali beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri tempat duduk saya dan berdiri di belakang saya, memegang bahu saya sambil berucap 'kamu gendut sekali sih' lalu mulai menyiumi pipi saya, menyiumi kening saya, dan mencoba untuk mencium bibir saya," terang AR.

"Karena di situ saya sedang menggunakan lipstik, dia menjilat bibir saya dengan bibir dan lidahnya, posisi bibir saya mengatup rapat, dan saya sudah mencoba untuk mendorong dan memegang topi yang dia kenakan. Tenaga dia jauh lebih kuat dari saya. Saya sangat takut dan tidak bisa berkata. Setelah itu, dia berkata 'Ada lipstiknya' sembari mengelapi bibirnya, dan saat itu saya hanya bisa terdiam. Saya tetap melanjutkan rekaman. Karena saya takut, jam 3 kurang, saya beralasan pamit karena ingin mengantar kakak saya mengurusi pekerjaan," sambung AR yang masih alami trauma.

AR yang meminta izin pulang lalu diminta SB untuk kembali melakukan rekaman. Lantaran rekaman yang sudah dilakukan belum sesuai apa yang diinginkan. Merasa terancam, AR hanya mengiyakan permintaan pelaku. Bahkan, sebelum mengizinkan pulang SB sempat meminta pelukan dari AR.

AR menolak dan mulai melindungi area dadanya dengan kedua tangannya. Tapi, SB kemudian meminta agar tangan korban memeluk tubuhnya, permintaan itu pun langsung ditolak.

"Dan sebelum pergi pun, dia masih bisa untuk meminta peluk dari saya. Saya menolak, namun dia memaksa. Saya tutupi bagian dada saya dengan tangan, namun dia meminta saya untuk memeluk dia juga, saya tolak. Dan dia mengajak foto selfie menggunakan HP dia. Dia merangkul saya dan meminta saya tersenyum, sebanyak 2 foto dia ambil. Yang pertama selfie, dan yang kedua mirror selfie di kaca besar yang ada di ruangan itu," beber AR.

Kini, korban meminta pihak kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang untuk menindak oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual tersebut.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak