Makna Filosofis Ketupat yang Jadi Hidangan Khas Lebaran di Indonesia

Di Indonesia, ketupat atau kupat menjadi salah satu hidangan khas atau menu wajib saat Hari Raya Idul Fitri atau lebaran tiba.

Rizki Nurmansyah
Senin, 02 Mei 2022 | 08:05 WIB
Makna Filosofis Ketupat yang Jadi Hidangan Khas Lebaran di Indonesia
Penjual bungkus ketupat di Jalan Affandi, Mrican, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Minggu (1/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJakarta.id - Lebaran telah tiba. Umat Islam di seluruh dunia pun bersuka cita menyambut Hari Kemenangan setelah berpuasa selama sebulan. Salah satunya dengan menyantap hidangan khas Lebaran, seperti ketupat.

Di Indonesia, ketupat atau kupat menjadi salah satu hidangan khas atau menu wajib saat Hari Raya Idul Fitri atau lebaran tiba. Ternyata hal ini bukan hanya sekedar kebiasan yang tidak memiliki makna, melainkan mengandung filosofi yang luhur.

Melansir dari kanal YouTube YSP Official yang mengunggah mengenai filosofi ketupat pada Senin (29/3/2022), dijelaskan bahwa sebenarnya, budaya untuk membuat ketupat atau kupat dan disantap saat Lebaran, diperkenalkan pertama kali oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga membudayakan dua kali ibadah, yakni bakda lebaran dan bakda ketupat yang dimulai seminggu setelah lebaran.

Baca Juga:Pantau Rest Area Tol Semarang-Solo, Ganjar Senang Peningkatan Arus Mudik Lebaran Bikin Ekonomi Bergerak

Bagi orang Jawa, kupat memiliki filosofi khusus yang bermakna ngaku lepat dan laku papat. Ngaku lepat adalah mengakui kesalahan, sementara laku papat adalah empat tindakan.

Pedagang menyelesaikan pembuatan kulit ketupat di Pasar Palmerah, Jakarta, Sabtu (30/4/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Pedagang menyelesaikan pembuatan bungkus ketupat di Pasar Palmerah, Jakarta, Sabtu (30/4/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Dengan mengakui kesalahan, orang jawa akan melakukan sungkeman, yakni prosesi saling memaafkan yang dilakukan orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.

Semenata laku papat atau empat tindakan yang tercermin dari sisinya, yaitu:

  • Lebaran berasal dari kata dasar 'lebar' yang artinya pintu ampun dibuka untuk orang lain.
  • Luberan berasal dari kata dasar 'luber' yang artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
  • Leburan berasal dari kata dasar 'lebur', bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
  • Laburan merupakan kata lain dari 'kapur' yang punya makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.

Lantas kenapa kupat atau ketupat dibungkus menggunakan daun kelapa muda atau janur? Karena janur diambil dari Bahasa Arab yang memiliki arti setelah datang cahaya. Dan kupat seperti hati manusia, apabila dibelah pasti isinya bersih bebas dari iri dan dengki.

Sebagai budaya yang diwariskan oleh leluhur, seharusnya umat Islam memuliakan budaya tersebut. Dan inilah cikal bakal munculnya kalimat mohon maaf lahir dan batin saat Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.

Baca Juga:Tol Cipularang Macet Total Saat Mudik Lebaran 2022, Pria Ini Sampai Nekat Tiduran di Jalan, Berani Tiru?

Pedagang kulit ketupat melayani pembeli di Pasar Palmerah, Jakarta, Sabtu (30/4/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Pedagang bungkus ketupat melayani pembeli di Pasar Palmerah, Jakarta, Sabtu (30/4/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Seperti diketahui, ketupat merupakan hidangan yang terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam selongsong daun kelapa muda atau janur, lalu dimasak hingga matang. Kini, bentuk ketupat tidak hanya seperti kubus atau kotak, melainkan beraneka macam.

Demikianlah ulasan mengenai makna tersirat di balik ketupat yang jadi sajian khas Lebaran. Ternyata hal itu tidak lepas dari makna atau filosofi yang terkandung di dalamnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini