SuaraJakarta.id - D tengah sibuknya arus mudik di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Muhamad (37) hanya bisa mengelus dada. Tahun ini, ia tak bisa mudik lantaran kesulitan ekonomi.
Pekerja cleaning service di Bandara Soetta itu bercerita, dua tahun pandemi Covid-19 sangat memukul perekonomiannya hingga terpuruk.
"Tahun ini nggak mudik. Ekonomi masih sulit dan anak juga nggak kuat karena mabuk perjalanan. Jadi nggak mudik," katanya mulai bercerita kepada SuaraJakarta.id—grup Suara.com—beberapa waktu lalu.
Muhamad mengaku, efek pandemi sangat terasa bagi keluarganya. Perekonomian terasa makin sulit. Untuk mencukupi makan dan kebutuhan sehari-hari Muhamad harus menguras uang simpanannya hingga akhirnya habis.
Baca Juga:Kakorlantas Polri: 30.000 Kendaraan Tinggalkan Jakarta pada Malam Takbiran
Bahkan tabungan, emas perhiasan, pun ikut terkuras habis. Itu dilakukan untuk bertahan hidup di tengah kesulitan ekonomi.
Dia mengaku, puluhan gram perhiasan yang dia kumpulkan selama bertahun-tahun bersama sang istri ludes dijual.
"Perhiasan yang sudah ditabung dijual lagi, 25 gram. Buat mencukupi kebutuhan harian, habis-habisan. Kan gajian tanggal 1, nunggu sampai gajian berikutnya nggak cukup. Yang ada aja dikorbankan dulu," bebernya.
Kondisi kian parah lantaran sepinya penumpang di Bandara Soetta yang berimbas kepada pekerjaannya. Sebagai cleaning service, hari kerjanya pun berkurang dua kali lipatnya.
"Hari kerja saya pun dikurangi. Sebulan kadang 10 hari, 12 hari, berkurang," ungkapnya.
Kini, Muhamad bersyukur aktivitas penerbangan di Bandara Soetta kembali ramai. Hari kerjanya pun kembali bertambah menjadi 21 hari dalam satu bulan.
- 1
- 2