Terpopuler: CFW Simbol Perlawanan Anak Pinggiran Jakarta, Brigadir J Ditembak dari Jarak Berbeda-beda

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat menilai ada dua hal yang bisa dipetik dari fenomena CFW ini.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 27 Juli 2022 | 08:05 WIB
Terpopuler: CFW Simbol Perlawanan Anak Pinggiran Jakarta, Brigadir J Ditembak dari Jarak Berbeda-beda
Sejumlah remaja berpose saat peragaan busana Citayam Fashion Week (CFW) di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJakarta.id - Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) kini masih menjadi buah bibir di kawasan Ibu Kota. Kegiatan ini dilakukan oleh para remaja yang dijuluki SCDB (Sudirman Citayam Bojonggede Depok).

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat menilai ada dua hal yang bisa dipetik dari fenomena CFW ini. Salah satunya terkait simbol perlawanan kemapanan metropolitan dari anak pinggiran Jakarta.

Berita CFW simbol perlawanan kemapanan dari anak pinggiran Jakarta ini merupakan satu dari lima berita SuaraJakarta.id—grup Suara.com—yang paling banyak dibaca, Selasa (26/7/2022).

Lainnya ada berita soal dugaan Brigadir J ditembak dari jarak berbeda-beda, lalu soal penahanan Roy Suryo.

Baca Juga:Ada Momen Tertawa Para Ajudan Ferdy Sambo Sebelum Insiden Penembakan yang Tewaskan Brigadir J

Kemudian, Baim Wong batal patenkan HAKI CFW, dan motif pembunuhan wartawan di Kramat Jati.

Berikut daftar lima berita SuaraJakarta.id terpopuler selengkapnya:

1. Fenomena Citayam Fashion Week, Sosiolog: Simbol Perlawanan Kemapanan Metropolitan dari Anak Pinggiran Jakarta

Sejumlah remaja berpose saat peragaan busana Citayam Fashion Week di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Sejumlah remaja berpose saat peragaan busana Citayam Fashion Week di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) masih menjadi trending di kawasan Ibu Kota Jakarta. Ada sejumlah penilaian terhadap kemunculan tren yang dipopulerkan oleh remaja SCBD (Sudirman Citayam Bojonggede Depok) ini.

Pertama sebagai simbol perlawanan kemapanan dan kedua sebagai kritik bagi pemerintah. Hal itu diungkapkan oleh Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat.

Baca Juga:Tak Ingin Citayam Fashion Week Ditutup, Pimpinan DPRD DKI Usul CFW Digelar Jumat-Minggu

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini