Effendi Simbolon Minta Maaf soal TNI Kayak Gerombolan, Kadispenad: Jadi Pembelajaran untuk Jaga Ucapan

Praktisi intelijen Fauka Noor Farid menilai pernyataan Effendi Simbolon yang menyebut "TNI seperti Gerombolan" merupakan sesuatu yang tidak etis dan melukai hati prajurit.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 14 September 2022 | 14:28 WIB
Effendi Simbolon Minta Maaf soal TNI Kayak Gerombolan, Kadispenad: Jadi Pembelajaran untuk Jaga Ucapan
Anggota Fraksi PDIP DPR RI Effendi Simbolon. [Suara.com/Bagaskara Isdiansyah]

SuaraJakarta.id - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon meminta maaf atas pernyataan terkait TNI kayak gerombolan. Sebelumnya pernyataan itu disampaikannya saat rapat Komisi I DPR dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Terkait ini, Kadispenad Brigjen TNI AD Hamim Tohari mengajak para prajurit, purnawirawan TNI, dan masyarakat menjadikan kasus Effendi Simbolon sebagai pembelajaran agar menjaga ucapan dan sikap.

"Dengan telah dilakukannya jumpa pers oleh Effendi Simbolon dan penyampaian permintaan maaf, marilah kita semuanya menjadikan peristiwa tersebut sebagai pembelajaran untuk semuanya dalam berucap dan bersikap," kata Hamim dalam keterangan tertulis, Rabu (14/9/2022).

Menurut dia, ketika setiap orang saat ini bisa menyampaikan dan mengakses informasi serta merespons hal-hal yang ada di media sosial secara langsung dan cepat.

Baca Juga:DPR Respons Video Murka Jenderal Dudung: KSAD Punya Tongkat Komando, Bisa Buat yang Marah-marah jadi Adem

Maka seluruh pihak patut menjaga ucapan dan sikapnya agar peristiwa seperti munculnya kemarahan akibat perkataan Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan tidak kembali terjadi.

Hamim menilai video yang beredar menunjukkan kemarahan prajurit ataupun masyarakat dimungkinkan terjadi sebagai reaksi spontan atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan.

Ia menyampaikan bahwa KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyadari perkataan Efendi Simbolon dalam rapat pembahasan anggaran antara Komisi I DPR RI, Kementerian Pertahanan, dan TNI pada 5 September 2022 itu bukanlah tindakan yang mewakili institusi DPR ataupun partai politik, melainkan sikap individu.

"Oleh karena itu, secara internal KSAD mengimbau para prajurit untuk tidak bereaksi berlebihan," kata Hamim.

Hamim mengimbau seluruh pihak agar segera melupakan perbedaan yang terjadi dan melangkah bersama-sama untuk membangun negara serta bangsa Indonesia dengan soliditas kuat.

Baca Juga:Minta Maaf Ke Angkatan Darat, Laut Dan Udara, Begini Penjelasan Effendi Simbolon Soal Ucapan 'TNI Bak Gerombolan'

Ia menambahkan segenap bangsa Indonesia sudah sepatutnya saling menghormati dan menghargai agar komitmen bekerja sama demi kemajuan dan keutuhan NKRI tidak ternodai.

Lukai Hati Prajurit

Sebelumnya, praktisi intelijen Fauka Noor Farid menilai pernyataan yang dilontarkan Effendi Simbolon yang menyebut "TNI seperti Gerombolan" merupakan sesuatu yang tidak etis dan melukai hati para prajurit

"Pernyataan itu tidak etis dan benar-benar melukai hati prajurit dan warga," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (13/9/2022).

Menurutnya pernyataan itu tidak pantas dilontarkan oleh anggota Komisi I DPR RI yang membidangi ranah pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen.

Bagi orang dengan kapasitas yang membidangi pertahanan, Fauka menyebutkan Effendi Simbolon harusnya paham bahwa TNI 'dilahirkan' rakyat, sehingga orang tua dari seluruh prajurit TNI adalah rakyat.

"Kalau ada yang menghina dan menyakiti TNI sama saja menyakiti rakyat. Hal itu juga yang diajarkan senior-senior saya dan guru saya Habib Luthfi bin Ali Bin Yahya, tentang nilai kebangsaan dan cinta NKRI," kata dia.

Fauka menilai ada maksud lain dari pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan.

"Saya pikir ada maksud lain, pernyataannya seperti mewakili kelompok tertentu yang ingin menjabat di TNI. Jadi bukan persoalan etis saja," ucap dia.

Fauka menyoroti poin pembangkangan di tubuh TNI yang disampaikan Effendi Simbolon.

Menurut dia selama ini TNI tetap solid dan mampu menyelesaikan seluruh tugas diberikan pemerintah.

"Sebenarnya pembangkangan dimaksud beliau itu abu-abu, tidak jelas. Soal pelanggaran prajurit itu terus diproses secara hukum militer. Saya kira TNI tegas dengan pelanggaran," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak