SuaraJakarta.id - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali mengakui program sumur resapan di ibu kota tidak terlalu signifikan dalam mengatasi banjir. Padahal, drainase vertikal ini merupakan program andalan Gubernur Anies Baswedan dalam menanggulangi banjir.
Kendati demikian, menurut Marullah sumur resapan memiliki pengaruh dalam mengatasi banjir. Namun, jumlah yang dibuat harus banyak agar manfaatnya terasa.
"Sumur resapan dulu awalnya biopori, kemudian vertikal drainase. Kita paham bahwa ini tidak secara signifikan sekali. Tapi, itu paling tidak punya pengaruh," ujar Marullah kepada wartawan, Kamis (29/9/2022).
Selain itu, pembuatan sumur resapan juga harus dibarengi dengan program lainnya seperti pengerukan waduk dan sungai agar dampaknya semakin terasa.
Baca Juga:Kerap Diledek Matre, Intip 7 Sumber Kekayaan Bunga Zainal
"Misalnya bikin sumur resapan dan beberapa kebijakan pembangunan pengendalian ini saya kira akan sangat penting. Memang secara komprehensif, beberapa yang kita lakukan tidak secara langsung mengurangi banjir. Tapi memang dia perlu untuk kita lakukan terus menerus," ucap Marullah.
Dalam melakukan penanggulangan banjir, Marullah menyatakan pihaknya terus melakukan diskusi dan kajian bersama para ahli. Hal ini dilakukan agar program yang berjalan tidak sia-sia dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Ini kita sekarang diskusi dengan berbagai pihak itu kan masukannya banyak sekali. Ada yang bilang ini, nanti kajiannya ternyata efektif. Rasanya bagi Pemprov tidak ada cara lain, kecuali ikuti apa yang menjadi rekomendasi dari para ahli," pungkasnya.
Minta Anies
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Kepala Daerah penerusnya meneruskan program pembangunan sumur resapan. Padahal, program ini sudah ditolak DPRD dengan mencoret anggarannya pada tahun 2022.
Baca Juga:Tolong Kucing yang Dibuang ke Sungai, Aksi Warganet Ini Banjir Pujian
Permintaan Anies ini tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Daerah (RPD) DKI Jakarta tahun 2023-2026. Ia menilai program sumur resapan penting karena diperlukan fasilitas penampung air sebelum dialirkan ke sungai dan laut.
"Air yang mengalir dari selatan Jakarta ke muara utara Jakarta dapat ditahan lebih lama, melalui pembangunan waduk-waduk dan memperbanyak sumur resapan di daerah selatan Jakarta," ujar Anies dalam Pergub tersebut, dikutip Jumat (23/9/2022).
Ia menjelaskan, sebaran kinerja aliran air di Jakarta termasuk sangat rendah di bagian tengah dan sepanjang aliran sungai penyebabnya adalah perbedaan tipologi bentang alam berupa dataran fluvial landai, dataran fluvial sangat landai, dan dataran banjir yang merupakan dataran yang riskan terhadap luapan air sungai.
Pembuatan sumur resapan dinilai penting karena wilayah selatan Jakarta adalah dataran fluviovulkanik yang secara alami memiliki potensi resapan lebih baik dibandingkan tipologi dataran lain.
"Dataran fluviovulkanik dapat dioptimalkan pemanfaatannya sebagai peresapan untuk mengurangi laju aliran air dari hulu ke hilir," tutur Anies.
Selaik itu, kegiatan konstruksi berskala besar di wilayah ibu kota serta terjadinya alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman menjadi penyebab berkurangnya luas daerah resapan. Sebagian besar tanah di Jakarta juga saat ini sudah menjadi hak milik perseorangan.
Akibatnya, akan sulit melakukan penataan kota dalam membangun infrastruktur pengendali banjir, drainase kota, maupun pembangunan sumur resapan.
"Hal ini perlu menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan terkait pengelolaan skema pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh," pungkasnya.