“Karena kita lebih mengutamakan keselamatan, jadi kadang-kadang orang mau kerja di sini juga ngerasa trauma, mau nggak mau kita harus diberhentikan dulu untuk mengantisipasi dan untuk membenahi minimal wilayah keluarga kita. Karena yang lebih penting dari kita sekarang bukan dipekerjaan tapi lebih ke jiwa kita, keselamatannya,” kata Endang.
Di Kecamaatan Warung Kondang, tambah Endang, ada 2 kelompok tani yaitu MTP 1 dan MTP 2.
“Memang di sini untuk bekerjanya kita melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang ada di sini, yaitu terutama yang memang (bekerja) petani sekarang kurang berkembang dan kadang-kadang mereka masuk dulu ke sini (padat karya pembangunan agro eduwisata) ke pekerjaan ini. Alhamdulillah, “ Kata Endang.
Endang yang ikut dalam pembangunan agro eduwisata di salah satu titik yang diproyeksikan sebagai farm center di desa Tegallega menceritakan bagaimana agro eduwisata ini terwujud pembangunannya. Berawal dari pendamping kelompok tani dinas pertanian Cianjur, ide membangun agro eduwisata bergulir dan disambut antusias seluruh anggota kelompok tani.
Baca Juga:Apa Itu Program Petani Milenial Jabar? Jadi Polemik, Peserta Terlilit Utang
“Alhamdulillah, ada program atau bantuan untuk Agro Edu Wisata, kita sangat tertarik dan sangat alhamdulillah banget, bersyukur banget, di desa terpencil seperti ini, mau ada agro eduwisata. Jelas ya, dari kita mengajukan (proposal usulan) dan (selanjutnya) dari pihak Kementan datang kesini. Survey masyarakatnya, survey lokasinya. Pokoknya sangat-sangat detail banget istilahnya. Alhamdulillah sangat baik banget programnya akhirnya berjalan,” cerita Endang.
Sebagai anggota kelompok tani MTP 1, yang juga didapuk sebagai pengurus farm center yang akan dilengkapi dengan dormitory di Tegallega, Endan Supriyadi mengaku sangat optimis akan adanya bangunan agro eduwisata ini.
“Alhamdulillah, kemarin setelah dampak gempa, jadi kita sudah (mulai lagi) dari segi pembangunan, juga kita (ketika bencana gempat terjadi) seolah itu dicoba, Alhamdulillah, bangunan di sini nggak terjadi sesuatu yang sangat berpengaruh gitu Alhamdulillah begitu,” kata Endang.
Tak henti-henti Endang mengekspresikan kegembiraanya adanya pembangunan agro eduwisata di desanya.
“Saya senang sekali, bahagia, pokoknya nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata, pokoknya seneng banget, banget. Alahmdulillah, mudah-mudahan dampak ke depannya lebih bermanfaat untuk masyarakat setempat. Perekonomian lebih meningkat, masyarakat lebih sejahtera,” kata Endang.
Baca Juga:Profil dan Rekam Jejak Budi Waseso, Bakal Gantikan SYL Jadi Menteri Pertanian?
Hal senada diungkap ketua kelompok tani MTP 2, Iwan Hendrayana. Kehadiran agro eduwisata memberikan harapan baru bagi petani di tengah kesulitan menjual hasil panen akibat dampak dari pandemi covid-19.
“Pandemi sangat berdampak terhadap pendapatan petani. Hasil pertanian tersendat, harga jual turun. Ada juga yang gulung tikar. Alhamdulilah bersyukur di desa terpencil seperti ini ada program agro eduwisata. Tempat yang tadinya kumuh, sekarang jadi lebih indah,” katanya.
Iwan Hadayana, Ketua Kelompok Tani MTP 2, turut berterima kasih atas dibangunnya agro eduwisata di Desa Tegallega, Warung Kondang.
“Saya senang dengan adanya pembangunan agro eduwisata karena dapat mengangkat harkat derajat petani di sini. Petani bisa kerja (padat karya pembangunan agro eduwisata) di sini. Justru Karena saya tergugahnya pembangunan ini, rencana membangun agro eduwisata ini biar harga sayuran itu meningkat gitu, baik buah-buahan maupun sayuran karena (harga beli langsung) di petani itu sangat murah sekali, Jadi bila nanti agro eduwisata sudah berjalan, semoga harga jual hasil pertanian juga terangkat. Ya jadi akhirnya saya mengambil solusi melalui agro eduwisata ini,” kata Iwan.
Hasil tanam unggulan para petani setempat meliputi sawi putih, tomat, cabai, kubis, dan brokoli. Para petani berharap bisa menjual hasil panen.
“Mudah-mudahan untuk kedepannya harga sayuran meningkat karena saya mempelajari dari tempat agro wisata yang lain, harga-harga sayuran itu memang justru (ikut) meningkat, Alhamdulillah. Makanya itu saya tujuannya itu mengajukan ke pemerintah masalah pembanguna agro eduwisata itu rencananya supaya itu. Selain harga meningkat, juga akses jalan (semakin baik) biar nantinya banyak yang masuk, baik investor dari dalam negeri, dan investor luar. Untuk menambah mungkin atau memperkenalkan wilayah sini, bahwa di sekitar sini lahan pertaniannya itu masih luas. Potensilah, siapa tahu ada investor, baik untuk (menyuplai) ke supermarket atau bisa di ekspor ke luar negeri mungkin bisa karena kalo di sini kan lihat lokasi dan area ketinggiannya sangat cukup.Warga antusias karena jadi tersedia pekerjaan, mau berjualan juga,” jelas Iwan.