Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 26 Agustus 2020 | 18:42 WIB
Para tersangka kasus pembunuhan bos pelayaran Sugianto saat menjalani rekonstruksi. (Suara.com/Yasir).

SuaraJakarta.id - Pembunuh bos pelayaran, Mahfud sempat pamit mau ke pengajian oleh kedua anak kembarnya, DI dan DA. Dia pamit dari Pangkalpinang, Bangka Belitung ke Jakarta.

DA dan DI berusia 23 tahun. Dalam keberangkatannya, Mahfud mendadak dan tergesah-gesah.

"Bapak pergi dari rumah bilang mau ngaji ke Jakarta. Memang bapak sering kan ikut pengajian. Kalau yang iniitu kami merasa bapak berangkat secara tiba-tiba dan terburu-buru. Papa berangkat pada hari Rabu 12 Agustus 2020 pagi. Bapak bilang mau berangkat itu malam-malam saat kami pulang kerja," ujar DI saat ditemui Suara.com di rumahnya, Selasa (26/8/2020).

Mereka mengaku sempat merasakan ada kerja yang janggal kemudian menanyakan kepada ayahnya agar dapat menunda keberangkatannya ke Jakarta karena saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19.

Baca Juga: Otak Penembakan Bos Pelayaran Karyawatinya Sendiri, Keluarga Korban Syok

"Bapak ke Jakarta mau ngapain? Bapak saat itu diam. Saya bilang sama bapak, nggak apa-apa kalau bapak ke Jakarta tapi sekarang lagi musim corona lebih baik ditunda dan uang untuk berangkat disimpan dulu, Papa sempat diam cuma tetap berangkat pagi harinya," terang DI sambul menangis.

Menjelang pagi harinya tepat pada hari Rabu 12 Agustus 2020 pagi ayahnya sempat minta antar ke rumah salah satu adik angkatnya agar dapat diantar ke Bandara Depati Amir Pangkalpinang.

"Bapak sempat minta antar ke rumah om adik angkat bapak untuk mengantar ke bandara," kata DI.

Meski telah berada di Jakarta dikatakan DI dan DA mereka tetap menjalin komunikasi melalui pesan WhatsAap walaupun tidak dilakukan setiap saat. Namun pada hari Jumat 14 Agustus 2020 petang komonikasi antara anak dan ayah tersebut terputus.

"Jumat subuh bapak sempat telpon meminta kami bangun untuk sholat subuh. Dan dia berpesan agar jika ada undangan untuk hadir mewakili papa, nanti Minggu papa pulang," kenangnya.

Baca Juga: Rugi Miliaran, Dalang Pembunuh Bos Pelayaran Tilap Uang Selama 5 Tahun

Pada hari Sabtu 15 Agustus 2020, DI dan DA kemudian menghubungi ayahnya dengan tujuan untuk menanyakan kondisi orang tuanya tersebut namun tidak ada balasan.

"Hari Sabtu saya WhatsApp papa, saya tanya papa jadi pulangkan, tapi cuma cek list saya kira papa sedang siap-siap mau pulang ke Pangkalpinang," ungkapnya.

Keesokan harinya tepat pada hari Minggu 16 Agustus 2020 dimana hari tersebut Mahfud berjanji akan pulang kerumah. DI dan DA kembali menghubungi ayahnya namun hp yang bersangkutan tidak aktif.

Lantas keduanya menghubungi teman ayahnya berinisial A yang saat itu berada di Lampung.

"Saat kami hubungi om bilang papa ada di Lampung, papa cuma titip baju kotor saja, papa lagi banyak tugas," ungkapnya.

Nah pada Senin malam baik DI maupun DA mendapatkan kabar dari teman dekatnya jika ayahnya terlibat dalam penembakan.

"Kami sempat tidak menyangka jika papa di televisi seperti itu. Setelah itu ada teman papa kerumah dan menjelaskan jika itu papa. Kami kira papa kena todong tapi tidak, itu papa yang membak," terangnya.

"Kami mikir sekarang bagaimana kami melanjutkan hidup, adik kami ada tiga orang masih kecil-kecil semua. Papa orang baik sampai saat ini kami tidak menyangka papa melakukan itu," pungkasnya.

Kontributor : Wahyu Kurniawan

Load More