SuaraJakarta.id - Fasilitas kesehatan yang layak masih sulit dijangkau oleh Azkiatunnufus, bayi lima bulan yang mengalami penyusutan badan hingga tersisa kulit dan tulang.
Azkia yang diduga menderita Pneumonia telah mengalami penyakit tersebut sejak berusia tiga bulan.
Ketiadaan biaya yang dimiliki kedua orang tuanya, Ahmad (33) dan Lulu (31), membuat Azkiatunnufus tak bisa mendapat perawatan di rumah sakit.
Mengejutkannya, Lulu mengaku, sejak menikah pada 2007 lalu atau 16 tahun, keluarganya tidak memiliki dan mendapatkan bantuan BPJS Kesehatan dari pemerintah.
"Enggak punya BPJS Kesehatan, enggak tahu juga ada BPJS Kesehatan yang dibantu sama pemerintah," kata Lulu.
Lulu mengaku, tahu soal BPJS Kesehatan yang dibantu oleh pemerintah itu ketika melakukan pemeriksaan di Puskesmas Cicangkal.
Kemudian, kata Lulu, dirinya sempat ditawari bantuan untuk pembuatan BPJS Kesehatan tersebut. Tapi, minta bayaran Rp 500 ribu dan langsung jadi.
"Boro-boro uang segitu, buat makan aja masih susah. Katanya kalau mau dibantu bikin BPJS perorangan kena Rp 100 ribu, jadi karena satu keluarga kenanya Rp 500 ribu," papar Lulu.
Selain tidak ter-cover BPJS Kesehatan, Lulu dan Ahmad juga tidak terdaftar sebagai Penerima Keluarga Harapan (PKH).
Baca Juga: Ramai Diberitakan, RW dan Aparat Desa Datangi Rumah Azkiatunnufus
Lulu mengaku, dia dan keluarganya belum memiliki rumah dan masih menumpang di bekas pondok pesantren milik warga sekitar di Kampung Medang RT 03 RW 08 Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Bogor.
"Sampai sekarang belum dapat bantuan PKH, rumah juga masih numpang," ungkapnya.
Saat ini, harapan utamanya adalah bisa membawa Azkiatunnufus berobat dan mendapat perawatan yang layak dari rumah sakit.
"Sekarang cuma pengen Kia bisa sehat lagi. Itu aja. Sedih, hampir tiap hari kami berdua nangis ngeliat kondisi Kia begini," tutupnya sambil terisak.
Sementara itu, Kasi Kesra Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Bogor, Ikhfan Susanto mengatakan, keluarga Azkia tidak memiliki BPJS Kesehatan lantaran kesadaran akan pentingnya adminsitrasi masih rendah.
"Sebetulnya sejak awal kami sudah mendata dan komunikasi dengan keluarga beliau, tapi tidak diurusi," tukasnya.
Berita Terkait
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
7 Rekomendasi Tempat Wisata Viral di Bogor: Negeri Dongeng Mini hingga Sensasi Tenda Mongolia
-
Harga Tiket Masuk Goa Lalay Bogor, Wisata Grand Canyon Baru di Jawa Barat
-
7 Promo Hotel Malam Tahun Baru 2026 Bogor, Dapatkan Diskon Gede-gedean!
-
Profil Mila, Finalis Berbakat Asal Bogor yang Gagal Melaju ke Top 4 D'Academy 7
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
7 Tren Fintech yang Diprediksi Mengubah Cara Masyarakat Bertransaksi pada 2026
-
Libur Tahun Baru 2026 Sudah di Depan Mata! Ini Jadwal Libur ASN yang Dinanti
-
8 Mobil Bekas untuk Mengatasi Biaya Perawatan Tak Terduga bagi Pengguna Minim Jajan
-
Cek Fakta: Viral Tautan Pendaftaran 500 Ribu Pekerja di Dapur MBG, Benarkah?
-
Duel HP Murah Layar AMOLED: Samsung vs Xiaomi, Siapa Paling Bagus?