Hanya butuh 10 menit karena lubang yang sudah tersedia sebelumnya, empat penggali itu langsung menggotong peti mati yang berisi jenazah Covid-19 dari ambulans.
Peti berukuran 65 centimeter digotong hingga mendekat ke liang kubur. Kemudian petinya ditaruh dan dua orang masuk ke dalam kubur.
Hingga kemudian peti jenazah itu dimasukkan ke dalam sampai proses terakhir penguburan.
"20 menit penguburan selesai. Bergantung tanahnya, kalau tanah merah lama karena yang kecangkul sedikit, kalau tanah lempung agak mudah," papar Elung dengan kucuran keringat.
Baca Juga: Ratusan PNS di Kabupaten Tangerang Diusulkan Naik Pangkat, Ini Rinciannya
"Lubang jenazah tadi dibuatnya pagi hari. Nanti sore, kami buat lubang lagi," lanjutnya.
Selepas menguburkan jenazah Covid-19, Elung bersama rekannya beristirahat sejenak, tak jauh dari kuburan. Satu per satu seragam hazmat dilepas.
Mereka duduk sambil minum air mineral kemasan gelas. Sesekali, mereka kembali menyeka keringat, bahkan membuka baju untuk menghilangkan keringat.
Sesudah itu, empat penggali kubur kembali ke posko tempat berteduh sambil menunggu jenazah lainnya datang.
Elung mengakui harus menekuni pekerjaan penggali kubur meski bayaran yang diterima sekadar Rp 150 ribu. Menurutnya, hal itu cukup untuk kebutuhan keluarga.
Baca Juga: 8 Polsek Tangerang Ditarik ke Banten, Pelat Angkot B Jadi Pelat A
"Bayarannya Rp 600 ribu dibagi empat orang. Itu sekali menggali kubur dibayar. Bersyukur saja karena rokok, kopi sampai obat-obatan disediakan semua di sini," paparnya.
Senada, Rohadi penggali kubur di TPU Buniayu mengaku harus tetap selalu semangat menjalani pekerjaannya. Apalagi ia juga harus menjadi ibu di rumah.
"Saya punya anak dua, masing-masing sudah SMP. Istri saya seorang TKI di Arab. Sudah dua tahun saya juga harus mengurus keluarga," paparnya.
"Jadi bukan hanya tukang gali kubur, kerjaannya merangkap mencuci, masak dan lain-lain," lanjutnya.
Dia juga mengaku tetap bersyukur atas bayaran yang didapat. Sesekali uang tambahan didapat dari keluarga korban Covid-19.
"Tapi, kami tidak pernah minta dengan keluarga korban. Kalau dikasih saja. Kami kerja ikhlas dan tulus," sebutnya.
Berita Terkait
-
TPA Jatiwaringin Kritis, Tersisa 6 Hektar dari 31 Hektar Lahan
-
Renovasi Tuntas! Indomilk Arena Kini Lebih Megah dan Ramah Disabilitas
-
Usai Viral, KKP Setop Pemagaran Laut Ilegal di Tangerang Gegara Rusak Ekosistem
-
Buntut Kisruh Apdesi Vs Said Didu, Mendes Yandri Soesanto Ingatkan Kades Tak Cawe-cawe Pembebasan Lahan
-
Said Didu Tolak Mediasi dengan Apdesi: Apanya yang Dimediasi
Tag
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
Terkini
-
Sekarang Juga, Ada Saldo DANA Kaget Gratis Masuk ke Akun e-Walletmu
-
Bank Mandiri Raih Prestasi Global: The Best Trade Finance Bank in Indonesia dari The Asian Banker
-
Ada 23 Titik Pencemaran Lingkungan di Sungai Cirarab Tangerang, Menteri LH Tindak 5 Perusahaan
-
Rahasia DANA Kaget Terbongkar, Begini Cara Raih Ratusan Ribu Rupiah Tiap Bulan
-
Pabrik Peleburan Baja di Tangerang Disetop Menteri LH, Diduga Cemari Udara