SuaraJakarta.id - Epidemiolog dari Universitas Indonesia menanggapi keputusan PSBB total yang ditempuh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Apa katanya?
dr. Syahrizal Syarif, MPH, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat mengatakan kondisi Covid-19 di Jakarta sebenarnya lebih parah dari apa yang disampaikan Anies.
Syarif menyampaikan, penduduk Jakarta lebih berisiko besar terinfeksi virus corona daripada penduduk provinsi lain.
"Lebih parah dari yang pak Anies bilang. Penduduk DKI itu risiko kena Covid lima kali lebih besar daripada penduduk Jawa Timur. Kan penduduk DKI 10 juta, penduduk Jawa Timur 39 juta. Kasusnya kalau dibagi 100 ribu per penduduk, itu namanya insiden kumulatif, adalah ukuran yang menggambarkan risiko seseorang terkena covid di suatu wilayah. Dibandingkan Jawa Tengah 8 kali lebih besar. Di banding Jawa Barat itu 17 kali lebih besar," paparnya kepada Suara.com, Kamis (10/9/2020).
Masalah lain yang lebih besar, lanjutnya, seperempat kasus Covid-19 di Indonesia terdapat di Jakarta.
Padahal sebelumnya hanya 21 persen dari total kasus di seluruh provinsi.
Walaupun Pemda terus menambah jumlah rumah sakit rujukan Covid, Syarif berpandangan, jumlahnya saat ini tidak akan cukup hingga Desember mendatang.
Ia memperkirakan, jumlah kasus infeksi virus corona di DKI Jakarta akan mencapai 113 ribu pada Desember mendatang dan bisa mencapai 500 ribu se-Indonesia paa waktu yang sama.
Oleh sebab itu, ia menyampaikan ketersediaan tempat tidur harus dua kali lipat dari jumlah saat ini.
Baca Juga: Vaksin Merah Putih Diproduksi Akhir 2021, Erick Thohir Prioritaskan dari LN
"Itu bukan prediksi canggih. Sederhana saja, 50 ribu (kasus) pertama dicapai 114 hari atau 3 bulan. 50 ribu kedua dalam waktu satu bulan. 50 ribu ketiga dalam waktu 23 hari. Sekarang keempat, telah mencapai 200 ribu hanya dalam waktu 17 hari. Sekarang ini dalam waktu 15 hari. Bayangkan 15 hari, 50 ribu. Satu bulan 100 ribu. Desember tiga bulan lagi. Itu bukan prediksi epidemiolog, prediksi orang awam juga bisa. Karena angkanya jelas," paparnya.
Ia bahkan menyebut DKI Jakarta bisa sangat kewalahan karena angka kasus yang tinggi, sementara kapasitas kasur dan tempat tidur di rumah sakit yang terbatas.
"Bukan tidak mungkin, sudah pasti bisa. DKI paling tidak, tiga bulan lagi 113 (ribu) kasusnya dan kapasitas kasurnya butuh dua kali lebih banyak dari sekarang. Jadi apa yang disampaikan pak Anis tentang 17 rumah sakit isolasinya penuh, ya. Tapi situasi lebih mengerikan dari itu. Situasi tiga bulan lagi lebih mengerikan lagi," tutup Syarif.
Berita Terkait
-
Hujan Deras Jumat Sore, Warga Pela Mampang Dikepung Banjir, Ketinggian Air Ada yang Mencapai 60 Cm
-
Christmas Carol Colossal Hidupkan Semangat Natal di Jantung Kota Jakarta
-
Pemprov DKI Terbaik dalam Pencegahan Korupsi, Wagub DKI Jakarta Terima Penghargaan dari KPK
-
Kecelakaan Maut di SDN Kalibaru, Pramono Anung: Perusahaan Harus Tanggung Jawab!
-
Satpol PP Tindak Rumah Makan dan Tempat Pemotongan Anjing di Jakarta Timur
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
8 Mobil Bekas untuk Mengatasi Biaya Perawatan Tak Terduga bagi Pengguna Minim Jajan
-
Cek Fakta: Viral Tautan Pendaftaran 500 Ribu Pekerja di Dapur MBG, Benarkah?
-
Duel HP Murah Layar AMOLED: Samsung vs Xiaomi, Siapa Paling Bagus?
-
5 Jebakan Psikologis Beli Sekarang Bayar Nanti yang Bikin Boros
-
7 Sepatu Lari Pintar untuk Analisis Lari Lebih Akurat, Solusi bagi Pelari Modern