Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 15 September 2020 | 16:11 WIB
Ilustrasi Kepulauan Nias. [shutterstock]

SuaraJakarta.id - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berencana menutup akses masuk ke Pulau Nias. Hal itu menyusul meroketnya kasus Covid-19 di bulan September ini.

Rencana penutupan akses masuk ke Pulau Nias disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat menyampaikan Nota Keuangan dan Rancangan Perubahan APBD 2020 di Ruang Rapat Paripurna Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumut, kemarin.

Menurut Edy, kasus Covid-19 di Pulau Nias sudah hampir mendekati 100 orang yang terkonfirmasi terinfeksi virus Corona.

Sebagai langkah menghentikan laju penyebaran Covid-19, ia berencana menutup penerbangan dari dan menuju Kepulauan Nias, begitu juga jalur masuk melalui pelabuhan.

Baca Juga: 90 Orang Positif Corona, Pulau Nias akan Diisolasi

"Saya akan meminta izin pada Menteri Perhubungan untuk menghentian penerbangan. Secepatnya hari Kamis, kita akan stop penerbangan ke sana (Pulau Nias), menutup jalur masuk dari kapal laut yang akan masuk ke sana," kata Edy.

"Karena orang yang datang dari luar lah yang membawa virus. Satu bulan yang lalu Kepulauan Nias ini masih nol suspek Covid-19 (zona hijau). Kini sudah 90 orang positif di Kepulauan Nias," paparnya.

Edy menyampaikan pihaknya akan memastikan ketersediaan logistik di Kepulauan Nias guna mencukupi kebutuhan masyarakat setempat selama masa isolasi.

"Kita juga akan memastikan persediaan logistik memadai di kabupaten/kota se-Kepulauan Nias, selama ditutup penerbangan dan pelabuhan yang ada di sana," ujar Edy seperti dilansir dari Medan Headlines—jaringan Suara.com dan SuaraJakarta.id.

Gubernur juga mengingatkan, bahwa untuk saat ini obat yang paling ampuh untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meroket, Edy Rahmayadi Akan Isolasi Kepulauan Nias

"Karena itu, mohon sampaikan kepada semua orang, untuk saat ini obat kita hanya satu, terapkan protokol kesehatan, gunakan masker, jaga jarak dan selalu lakukan cuci tangan setelah memegang sesuatu," ucapnya.

Terakhir, Edy Rahmayadi juga menegaskan, akan melakukan penyekatan di wilayah Medan, Binjai dan Deli Serdang (Mebidang) dan melakukan penegakan pendisiplinan protokol kesehatan pada kegiatan malam hari.

"Saya akan lakukan penyekatan di wilayah Medan, Binjai dan Deli Serdang (Mebidang), serta akan ketat melakukan razia kegiatan malam hari yang masih mengabaikan protokol kesehatan. Untuk itu kita akan lebih ketatkan lagi penerapan protokol kesehatan pada masyarakat. Mari kita bahu-membahu selamatkan keluarga kita, selamatkan Sumatera Utara yang kita cintai ini," ujarnya.

Kesepakatan Bersama

Sementara itu, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19 Sumut Arsyad Lubis menjelaskan, bahwa penutupan bandara dan pelabuhan bisa dilaksanakan apabila seluruh Wali Kota dan Bupati di Kepulauan Nias menyepakati bersama keputusan tersebut.

"Kita sudah melakukan koordinasi dengan Sekretaris Daerah se-Kepulauan Nias yang dipimpin langsung oleh Sekda Provinsi Ibu R Sabrina. Upaya-upaya pun akan kita lakukan untuk mengembalikan Kepulauan Nias menjadi zona hijau. Salah satunya kita akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) fokus membantu penurunan angka positif di Kepulauan Nias," terangnya.

Arsyad pun mengatakan bahwa saat ini sedang disiapkan MoU antara 4 Bupati dan 1 Wali Kota di Kepulauan Nias yang diketahui oleh Gubernur Sumut. Di mana nanti hasil MoU itu akan menjadi dasar melakukan pembatasan-pembatasan.

"Nantinya MoU tersebut pun berisikan keputusan bersama antara walikota dan bupati terkait upaya yang akan dilakukan untuk menurunkan angka suspek di Kepulauan Nias."

"Semua harus sepakat aturan tentang pembatasan orang keluar masuk Kepulauan Nias selama 14 hari."

"Setiap daerah pun harus sama-sama menyepakati apa hak dan kewajibanya. Jangan pelabuhan yang ada di Gunungsitoli ditutup, tapi di Nias Selatan tetap dibuka," ujarnya.

Untuk mempercepat melakukan pendeteksian kasus Covid-19 di Pulau Nias, Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit merencanakan akan membuat Laboratorium Swab di sana.

"Kepulauan Nias itu jumlah penduduknya mencapai 800.000 jiwa, target kita nanti akan dilakukan swab terhadap 72 orang per hari," tambahnya.

Namun menurut Alwi untuk membangun laboratorium itu butuh waktu minimal dua minggu. Jadi dalam waktu dekat dilakukan tracing dengan menggunakan rapid test dan foto toraks.

Load More