Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 16 September 2020 | 09:31 WIB
Orangtua pembunuh Keysya (Capture Youtube Inews)

SuaraJakarta.id - LH, ibu yang membunuh anak sendiri di Tangerang, Banten ternyata seorang penjual nasi uduk. LH yang merupakan ibu muda membunuh salah satu anak kembarnya, Keysya (8) karena susah belajar online.

Hal itu diungkap tetangga LH di rumahnya di RT 01/RW 006 Kelurahan Kreo, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten. Bahkan tetangga masih tak percaya jika tetangganya LH dan sang suami IS telah membunuh Keysya.

Diakui Nasri sang tetangga, LH dan IS merupakan pribadi yang tertutup. Sehingga dirinya tak mengetahui banyak perihal keduanya.

"Yang saya tau istrinya dari Banten kalau suaminya Madura, perantauan. Memang jarang ngobrol, kalau lewat aja negor. Istrinya kan kerja di nasi uduk. Bantu-bantu," ujarnya kepada Suara.com, Selasa, (15/9/2020).

Baca Juga: Sosok Keysya, Anak Kembar Dibunuh Ibu Sendiri karena Belajar Online

Nasri mengatakan dirinya bahkan sempat membantu pasutri itu untuk pindah rumah kontrakan ke Tanah Abang.

Namun ia mengaku sempat curiga dengan gerak-gerik LH dan IS.

Menurut Nasri, dia sempat menghuni rumah kontrakan yang ditempati oleh LH dan IS. Diketahui, LH dan IS serta dua anak kembarnya (salah satunya korban) menghuni rumah kontrakan tersebut baru sekitar dua bulan.

Warga mengetahui LH dan IS membunuh anaknya sendiri, Keysya setelah kedatangan petugas kepolisian ke rumah kontrakan.

"Kalau nggak salah hari Minggu polisi dateng itu. Baru warga pada tahu," kata dia.

Baca Juga: VIRAL Perempuan Berseragam PNS Doakan Siswa Ngeluh Belajar Online Meninggal

Suara.com menyambangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) Keysya dibunuh.

Mereka tinggal di rumah kontrakan kecil, sekitar 5X15 meter luasnya.

Bentuknya berbaris dan berdempetan dengan rumah kontrakan lain. Lokasinya berada di gang kecil.

Tetangga lainnya, Lela mengaku tak mendengar keributan saat Keysya dihabisi di rumah kontrakan pada pada 26 Agustus 2020 lalu.
Justru dia terkejut saat mendapat kabar kalau Keysya tewas oleh kedua orang tuanya sendiri.

Orangtua pembunuh Keysya (Capture Youtube Inews)

"Itu anak kayaknya mah nurut sama orang tua. Orang tuanya malah yang jarang gaul," kata dia.

Hal senada diungkapkan Munafsiah. Menurut dia Keysya dan kembarannya dikenal anak yang lucu dan periang.

"Kalo lewat naik sepeda suka kenceng-kenceng. Eh kembar hati-hati kata saya kan kembar bedua yah. Makannya kaget. Istrinya kalo ditanya hilang," katanya.

Wanita 61 tahun mengatakan menurut pengakuan LH, anaknya hilang saat bermain.

"Katanya kan lagi sepeda pas balik lagi anaknya udah gak ada. Doain ya mak kata dia kalo saya tanya. Oh ya udah biar cepet ketemu. Ih kok tega bener ya," katanya lagi.

Diketahui, Keysya dan kembarannya bersekolah di SD Joglo 03 Jakarta Barat, mereka duduk di kelas 2.

"Kata istrinya gurunya sempat dateng ke kontrakan nanyain si Keysya," imbuh Munafsiah.

Keysya Dicubit hingga Dipukuli Pakai Sapu

Kasat Reskrim Lebak, AKP David Adhi Kusuma membeberkan detik-detik bocah perempuan bernama Keysya (8) yang tewas akibat dianiaya oleh ibu kandungnya, LH (26).

Kasus ini terungkap setelah warga membongkar kuburan misterius berisi jenazah tak berkafan di Kampung Gunungkeneng, Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak.

Seperti dikutip Suara.com dari Bantenhits.com, motif LH menganiaya bocah yang baru duduk di bangku sekolah dasar kelas 1 hingga tewas karena susah diajarkan saat belajar online.

“Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata,” kata AKP David Adhi Kusuma saat dihubungi BantenHits.com, Selasa, 15 (15/9/2020).

Menurut David, saat itu, Keysya yang memiliki saudari kembar itu tengah belajar online mengerjakan tugas sekolah.

LH yang merasa kesal kemudian mulai melakukan serentetan penganiayaan, seperti mencubit, memukul dengan tangan kosong hingga menggunakan gagang sapu.

Akibat penganiayaan tersebut, korban sempat tersungkur dan lemas. Bukannya berhenti, LH malah tega memukul korban kepala bagian belakang sebanyak tiga kali.

Sang suami yang mengetahui penganiayaan tersebut sempat marah kepada LH. Namun, keduanya lantas berinsiatif membawa LH yang dalam kondisi lemas ke luar rumah.

“Dibawa keluar cari udara segar, anak ini kan sesak napas, harapannya bisa baikkan, tapi saat dalam perjalanan meninggal dunia," kata dia.

Load More