Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 19 September 2020 | 08:05 WIB
Makam Tubagus Muhammad Atif bin Sultan Ageng Tirtayasa. [Ist]

SuaraJakarta.id - Sebuah makam yang tak biasa berada di atas sebuah bukit di Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Di dalam makam itu terdapat jasad Tubagus Muhammad Atif atau yang lebih dikenal dengan panggilan Tubagus Atif.

Darah biru mengalir dalam tubuhnya. Ya, Tubagus Muhammad Atif memang bukan warga biasa.

Almarhum merupakan anak keenam dari Raja Kesultanan Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa.

Baca Juga: Ketua KPU Arief Budiman COVID-19, 6 Hari Lalu ke Serpong, Wali Kota Panik

Tubagus Atif diutus oleh Sultan Banten Sultan Ageng Tirtayasa untuk mempertahankan wilayah Banten dari serangan kolonial Belanda ke Desa Cilenggang.

Beliau menikah dengan Siti Almiyah yang merupakan penduduk asli Cilenggang, dan dikarunia empat anak.

Ketika pulang ke Banten dan mendapati perseturuan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji, Tubagus Muhammad Atif memilih tidak memihak.

Sultan Ageng Tirtayasa kemudian memerintahkan Tubagus Muhammad Atif untuk kembali ke Cilenggang bersama adiknya Ratu Ayu dan menetap di Cilenggang.

Di Desa Cilenggang, Tangsel, Tubagus Muhammad Atif aktif menyebarkan agama Islam. Kala itu kebanyakan penduduk desa masih beragama Hindu.

Baca Juga: Anggota KPUD Tangsel Positif Corona, Putri Maruf Amin Akan Tes COVID-19

Beliau menggunakan metode "ngerauk" dalam menyebarkan ajaran Islam, di mana mengunjungi banyak pesantren dengan berjalan kaki antara satu pesantren dengan yang lainnya.

Tubagus Muhammad Atif menetap di Desa Cilenggang sampai akhir hayatnya dimakamkan di Kramat Tajug, Kelurahan Cilenggang, Serpong, Tangsel.

Makam Tubagus Muhammad Atif bin Sultan Ageng Tirtayasa. [Ist]

Makam Muhammad Atif bin Sultan Ageng Tirtayasa berada di dalam bangunan berdenah persegi yang lantainya dilapisi keramik dan marmer.

Sedangkan atapnya merupakan gabungan konstruksi kolom beton dan kayu.

Bangunan ini menyediakan fasilitas bagi para peziarah yang datang, di sisi barat bangunan cungkup makam terdapat sebuah mushala.

Di dalam cungkup, makam Tubagus Atif dipisahkan lagi oleh tembok dengan akses pintu di selatan, berdenah persegi tanpa atap. Di dalam tembok ini makam berada.

Kondisi jirat makam telah berubah dengan keramik yang di atasnya terlapisi dengan kain menutup makam.

Nisan sisi utara dan selatan berbentuk gada dengan dasar persegi, tinggi 30 cm dengan dimensi dasar 11 x 11 cm.

Dasar nisan tertanam, terdapat guratan-guratan vertical melancip ke atas.

Di atas dasar nisan berupa badan nisan dengan denah lingkaran, semakin ke atas semakin membesar dan denahnya menjadi segi delapan seperti bunga yang mekar.

Di atas dasar segi delapan terdapat pahatan sulur-sulur seperti tali yang saling melengkung.

Di atasnya terdapat kemuncak nisan dengan dasar segi delapan tersusun dua tumpuk, dengan ukuran kemuncak teratas lebih kecil.

Di sisi barat makam Tubagus Muhammad Atif terdapat makam Ratu Ayu binti Sultan Ageng Tirtayasa, adik perempuannya.

Makam Tubagus Muhammad Atif bin Sultan Ageng Tirtayasa. [Ist]

Nisan pada makam ini memiliki bentuk yang relatif sama dengan nisan pada makam Tubagus Atif.

Perbedaannya pada dimensi yang lebih kecil yakni tinggi 25 cm, dasar nisan berukuran 9 x 9 cm. Hanya saja nisan sisi selatan telah patah dan dasarnya telah hilang.

Makam Tubagus Muhammad Atif di Tangsel kerap menjadi salah satu wisata ziarah di Banten, khususnya di Tangsel, yang kerap banyak dikunjungi.

Load More