Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 24 September 2020 | 12:00 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saa memimpin penanganan kebakaran di pertokoan Kawasan Jembatan Merah Kota Bogor Jawa Barat, Minggu (31/5/2020). (ANTARA/M Fikri Setiawan)

SuaraJakarta.id - Pemerintah Kota Bogor menyiapkan tiga opsi antisipasi guna mengatasi kemungkinan lonjakan kasus positif COVID-19 untuk menekan penambahan kasus positif.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengumumkan Kota Bogor belum aman dari penularan virus corona atua COVID-19. Sebab rata-rata perhari penambahan pasien corona sebanyak 20 orang.

"Ini menunjukkan Kota Bogor belum aman dari penularan COVID-19," kata Wali Kota Bogor Bima Arya di Kota Bogor, Kamis (24/9/2020).

Menurut Bima Arya, ketiga opsi antisipasi yang disiapkan Pemerintah Kota Bogor adalah, pertama, penambahan jumlah tempat tidur dan kamar isolasi untuk perawatan pasien kasus positif di rumah sakit.

Baca Juga: Wali Kota Bima Arya Umumkan Kota Bogor Belum Aman dari Penularan COVID-19!

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. (Suara.com/Andri)

Jumlah tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 di rumah sakit, kata dia, ada 358 tempat tidur dan dari jumlah tersebut sekitar 60 persen terisi.

"Dari persentasenya masih aman. Namun, lebih baik jika rumah sakit menambah tempat tidur dan kamar untuk mengantisipasi," katanya.

Sebelumnya, Bima Arya pernah mengunjungi dua rumah sakit di Kota Bogor, yakni Rumah Sakit Marzuki Mahdi dan Rumah Sakit Hermina, pada Rabu (2/9), untuk mengecek penambahan kamar dan tempat tidur yang disiapkan kedua rumah sakit tersebut untuk perawatan pasien kasus positif COVID-19.

"Rumah Sakit Hermina akan menambah 13 tempat tidur," katanya.

Kedua, Pemerintah Kota Bogor membangun kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memanfaatkan Gedung Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) di Lido Kabupaten Bogor untuk tempat isolasi khusus untuk pasien COVID-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG).

Baca Juga: Ilmuwan Inggris Mengategorikan 8 Tipe Ruam yang Menjadi Gejala Covid-19

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif Covid-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu (13/5/2020). [ANTARA FOTO/Willy Kurniawan]

Pada opsi kedua ini, Pemerintah Kota Bogor sudah melakukan penandatangan naskah kerja sama (MoU) yang ditandatangani oleh Wali Kota Bogor Bima Arya dan Kepala PPSDM BNN Sindhu Setyatmoko, di Lido Kabupaten Bogor, pada Sein (7/9).

Gedung PPSDM BNN di Lido memiliki 23 kamar dengan 122 tempat tidur.

"Gedung PPSDM BNN sangat layak sebagai tempat isolasi bagi pasien OTG," kata Bima.

Ketiga, adalah menyiapkan hotel di Kota Bogor, sebagai tempat isolasi khusus pasien OTG. Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor masih berkoordinasi dengan pemerintah pusat yakni Satgas COVID-19 Nasional untuk menyiapkan hotel.

Menurut Bima, sudah ada hotel di Kota Bogor yang bersedia menjadi tempat isolasi pasien OTG tapi harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Wali Kota Bogor Bima Arya saat memberikan arahan kepada camat dan lurah se-Kota Bogor di Taman Eekspresi Sempur Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (19/9/2020). [Suara.com/Andi Ahmad Sulaeni]

"Nanti ada tim dari Satgas COVID-19 Nasional yang memeriksa dan memutuskannya," katanya.

Soal pembiayaan untuk hotel, kata dia, Pemerintah Kota Bogor akan mengajukan usulannya ke pemerintah pusat.

Berdasarkan data harian COVID-19 di Dinas Kesehatan Kota Bogor, sampai Rabu (23/9), akumulasi kasus positif COVID-19 di Kota Bogor ada 1.091 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 711 kasus positif telah dinyatakan sembuh, 41 kasus positif meninggal dunia, serta 339 kasus positif masih sakit. (Antara)

Load More