Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 30 September 2020 | 15:03 WIB
Satrio, perusak musala di Tangerang (Suara.com/Tion)
Barang bukti Musala Darussalam, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang (Suara.com/Tion)

"Fakta dengan sampai saat ini pelaku mengakui melakukan hal itu sendiri tanpa ada suruhan siapapun," kata Ade.

Satrio melakukan hal itu dengan belajar dari Youtube. Namun polisi masih mendalami hal tersebut.

"Konten seperti apa masih kita dalami karena dia menguasai sebuah ponsel. Kemudian termasuk aplikasi di dalamnya," ungkapnya.

Polisi kesulitan menggali keterangan Satrio. Sebab, keterangan Satrio selalu berubah-ubah.

Baca Juga: Terungkap! Satrio Beraksi di 2 Musala Dekat Rumahnya, Gunting Al Quran

Karena itu, kata Ade, pihaknya sudah mendatangkan para ahli termasuk seorang psikolog untuk mengetahui kondisi kejiwaannya.

"Beberapa saksi ahli seperti ahli bahasa, teman-temab Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dinas Agama, hingga psikolog untuk memeriksa (kejiwaan) pelaku," sebutnya.

Musala Darusalam dicoret kafir. (instagram @aboutsinjay & @singgih.setiono)

Selain itu, Ade menjelaskan, pihaknya akan melakukan penggeledahan di kediamannya. Hal itu guna mencari bukti baru apakah ada buku ajaran radikal atau lainnya.

"Kami akan melakukan penggeledahan terhadap rumahnya. Tapi setelah kami melakukan pemeriksaan mendalam dari pelaku," paparnya.

Namun, Ade memastikan, Satrio tidak berkaitan dengan kasus yang terjadi di Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Istiqlaliyyah, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang pada 27 September lalu. Saat itu ada seorang lelaki mengacak-acak santal santri setelah bertemu dengan pimpinan pompes.

Baca Juga: Musala di Tangerang Dicorat-Coret Tulisan "Anti Islam", MUI: Usut Tuntas!

"Tidak ada kaitannya dengan hal itu (Ponpes). Ini murni terpisah," sebutnya.

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

Load More