Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 01 Oktober 2020 | 13:26 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim. (Suara.com/Yandhi)

SuaraJakarta.id - Gubernur Banten Wahidin Halim menyebut aksi Satrio coret musala "saya kafir" karena terpengaruh media sosial. Sehingga Satrio menjadi stres.

Wahidin meminta, persoalan tersebut jangan dibesar-besarkan.

"Itu jangan dibesar-besarkan," katanya setelah rapat di gedung Wali Kota Tangsel, Kamis (1/10/2020).

Wahidin menyebut, pelaku aksi vandalisme di musala "saya kafir" itu akibat Satrio banyak bacaan di medos.

Baca Juga: Satrio Coret Musala "Saya Kafir" Depresi, Sampai Sobek-sobek Al Quran

Satrio, perusak musala di Tangerang (dok polisi)

"Pelaku ternyata anak yang terpengaruh oleh medsos, jadi ada kebencian. Secara pribadi dia stress, karena dia banyak pengaruh bacaan di medsos," tutur Wahidin.

Saat dimintain himbauan kepada masyarakat oleh awak media, Wahidin tidak memberikan himbauan apapun agar masyarakat tidak terprovokasi oleh aksi vandalisme musala tersebut.

Depresi

Satrio, pencoret musala "Saya Kafir" di Kabupaten Tangerang dilaporkan menderita depresi. Itu berdasarkan hasil pemeriksaan oleh psikolog.

Satrio, pemuda 18 tahun corat-coret Musala Darussalam, Pasar Kemis, Kabupeten Tangerang dengan tulisan "saya kafir", "anti Islam", sampai "anti khilafah".

Baca Juga: Corat-coret Musala dan Robek Alquran, Satrio Didiagnosa Alami Depresi

Musala Darussalam yang dirusak Satrio. (Suara.com/Ridha)

"Test oleh psikolog sudah dilakukan, hasilnya depresi," kata Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Ade Ary saat dikonfirmasi, Kamis (1/10/2020).

Load More