Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 15 Oktober 2020 | 12:43 WIB
Halte Transjakarta Bundaran HI terbakar, Jakarta, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Gatot Nurmantyo menyebut KAMI jadi kambing hitam dengan dituduh sebagai biang kekacauan demu ricuh UU Cipta Kerja. Tapi Gatot sudah paham.

Gatot Nurmantyo sebagai Presidium KAMI atau Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia menyebutkan publik sudah cerdas melihat fenomena itu. Sebab tuduhan KAMI biang kerok demo ricuh itu sebagai pengalihan isu.

Namun demikian, Gatot meyakini, masyarakat sudah cerdas mana yang pengalihan isu dan mana yang isu substansi.

“Masalah pengalihan isu, ingat masyarakat kita sudah punya berbagai cara media sosial, mereka tahu semuanya, hanya kadang tak sampaikan pendapat, tapi bisa tahu informasi ini. Apapun yang dilakukan, pasti kebenaran akan muncul walau disembuyikan,” katanya.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Bongkar Orientasi KAMI Ternyata Kekuasaan dan Politik

Penampakan spanduk bertuliskan KAMI Terbukti MENUNGGANGI AKSI DEMO BURUH & PELAJAR terpasang di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat. hari ini. (Suara.com/Bagaskara)

Dalam pernyataan itu juga, Gatot Nurmantyo membongkar tujuan dan sikap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI dibentuk.

Gatot menyebut orientasi KAMI kekuasaan dan politik. Namun beda lho fokus dan arah perjuangannya dengan partai politik.

Hanya saja KAMI adalah organisasi moral. KAMI hadir bukan untuk merebut atau mendongkel kekuasaan pemerintahan Jokowi saat ini.

Presidium KAMI itu juga mengakui KAMI sudah banyak dicurigai berbagi hal. Malahan pentolan KAMI dituding ingin menjatuhkan pemerintahan saat ini.

Dalam perbincangan dengan Refly Harun, Gatot mengakui terang-terangan KAMI hadir memang orientasinya kekuasaan dan politik.

Baca Juga: Aktivis KAMI Ditangkapi, Gatot Nurmantyo Cs akan Temui Kapolri Siang Ini

Gatot Nurmantyo Sebut Pembuatan UU Cipta Kerja Omnibus Law Seperti Siluman (YouTube Refly Harun Official).

“Ya memang gerakan kita ini untuk kekuasaan, dalam arti siapapun yang berkuasa kita berikan input, masukan agar sama dengan apa yang dicita-citakan rakyat yang ingin Indonesia maju dan demokrasi ditegakkan. Bukan kekuasan untuk KAMI, tapi untuk seluruh masyarakat,” jelas Gatot di kanal YouTube Refky Harun dikutip, Kamis (15/10/2020).

KAMI juga berorientasi politik, yaitu politik langit. Ini adalah fokus politik yang tak berambisi dan bernafsu mengejar kekuasaan.

“Kalau dikatakan politik, ya memang politik tapi politik langit. Kita bergerak dalam kebenaran bukan kebenaran manusia tapi kebenaran yang hakiki. Politik langit hanya kejar ridha Allah SWT,” ujarnya.

Gatot mengatakan realitas politik saat ini membuat wajar publik atau masyarakat berharap pada KAMI.

Saat parpol di parlemen sudah terkooptasi dengan kekuasaan. Maka masyarakat mencari wadah alternatif menyampaikan aspirasi yang tidak terkooptasi kekuasaan.

Ratusan demonstran yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) berunjuk rasa menolak pengesahan Undang-undang Cipta Kerja di Alun-alun Serang, Banten, Rabu (14/10/2020). [ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman]

Mantan Panglima TNI itu menunjukkan pemerintah sudah menguasai parlemen sampai 85 persen, minus Partai Demokrat dan PKS.

Maka dengan kondisi ini, publik berharap pada KAMI.

“Muncul KAMI kemudian dengan lugasnya sampaikan apa yang jadi hati nurani rakyat dan memberikan tuntutan dan solusi. Kalau orang sudah hidup di kekuasan tanpa ada koreski, ya ada koreksi sedikit saja terganggu. Mungkin karena itu (KAMI diadang terus menerus)” jelasnya.

Load More