Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 21 Oktober 2020 | 18:55 WIB
Sugi Nur Raharja alias Gus Nur (tengah) didampingi beberapa kuasa hukumnya usai menjalani sidang, Kamis (23/5/2019). [Suara.com/Achmad Ali]

SuaraJakarta.id - Sugi Nur Rahardja alias Gus Nur kini kembali jadi sorotan. Ia dipolisikan Aliansi Santri Jember pada, Senin (19/10/2020) lalu.

Pelaporan itu terkait dugaan fitnah dan menghina Nahdlatul Ulama (NU) yang dilakukan Gus Nur dalam saluran YouTube Refly Harun.

Terkait ini pegiat media sosial Denny Siregar ikut memberikan komentar dalam podcast di saluran YouTube Cokro TV, disitat Rabu (21/10/2020).

Gus Nur dan Refly Harun. (YouTube/Refly Harun)

Denny menyebut dan menyinggung rekam jejak Sugi Nur tidak pantas mendapat gelar Gus, karena bukan anak kiai.

Baca Juga: 3 Pernyataan Mengerikan Gus Nur Sebut Kebobrokan Rezim Jokowi

"Sebenarnya oleh sebagian orang tidak layak menyandang sebutan Gus. Karena gelar Gus itu di NU diberikan kepada anak kiai yang mempunyai pondok pesantren. Tetapi Gus Nur yang ini sama sekali bukan anak kiai. Bahkan dia juga belum pernah nyantri. Jadi bayangkan, secara ilmu agama, dia tidak punya rekam jejak apapun," kata Denny.

Lebih lanjut, Denny Siregar menyebut Gus Nur dahulu pemain debus. Dia mengikuti jejak ayahnya yang juga pemain debus. Di mana, masa lalu dia ada di jalanan.

Denny bahkan menyebut Sugi Nur pernah melakukan kegiatan kriminal saat hidup di jalanan.

"Selain itu, dia juga berprofesi sebagai penjual obat keliling. Mungkin saat menjual obat inilah si Sugi melatih kemampuannya berbicara di depan publik. Yang pasti dengan tipu-tipu supaya obatnya itu laku," katanya.

Gus Nur (dok pribadi)

Lakukan Pansos

Baca Juga: Debat Panas, Gus Nur Disemprot Pelapor: Marah ke Rezim, Jangan ke NU!

Bertahun-tahun menjadi penjual obat, Gus Nur kemudian disebut Denny mulai belajar agama.

Dari sana, dia kemudian coba memanfaatkan YouTube untuk mencari penggemar.

Di sana, dia kemudian berhasil, sehingga dia diundang ke mana-mana, dan dapat gelar terhormat sebagai ustaz.

Namun, dalam tiap ceramahnya, kata Denny, Gus Nur kerap menyerang NU dan Banser.

Selain itu, dia juga kerap berdakwah sambil mengeluarkan kata-kata tak pantas.

Namanya kemudian, dianggap Denny makin dikenal usai dianggap melakukan panjat sosial (pansos), kala momentum Pilpres lalu.

"Dia pun masuk kepada apa yang dia cita-citakan. Dia diundang ke mana-mana, dan undangan deras ke dia pun mengalir. Hidupnya berubah, Sugi Nur bahkan menjadi bintang iklan, dan pemain properti."

"Sugi Nur dengan ilmu jualan obat yang dipadukan dengan agama, akhirnya menjadi orang sukses, yang memiliki barang-barang mewah," kata Denny lagi.

Ayub Junaidi yang dikawal anggota Banser NU saat melaporkan Gus Nur ke Polres Jember. (Beritajatim.com)

Cemarkan Nama NU

Sebelumnya, belasan anggota Aliansi Santri Jember yang dikawal anggota Barisan Snsor Serbaguna (Banser) mendatangi Polres Jember.

Mereka berbekal potongan video talkshow Sugi Nur Raharja alias Gus Nur dan Refly Harun yang diunggah di YouTube.

"Dengan mengatakan bahwa ‘NU sopirnya mabuk, kondekturnya teler, dan kernetnya ugal-ugalan, dan isi busnya PKI, liberal, dan sekuler’. Menurut kami ini telah mencemarkan nama NU, dan juga (dianggap) menyebarkan ujaran kebencian," kata Ketua Dewan Instruktur GP Ansor Jember Ayub Junaedi kepada wartawan, Senin (19/10/2020).

Load More