Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 28 Oktober 2020 | 12:07 WIB
WNA pencari suaka di Kota Tangerang Selatan menjalani tes swab, di Komplek Jambusari, Pisangan, Ciputat Timur, Rabu (28/10/2020). [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Puluhan warga negara asing (WNA) pencari suaka di Kota Tangerang Selatan dites swab lantaran ada dua orang yang positif Covid-19.

Tes swab terhadap pencari WNA pencari suaka di bawah naungan International Organization of Migration (IOM) dilangsungkan di tempat singgah mereka di Komplek Jambusari, Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Rabu (28/10/2020).

Total ada 90 orang dari 20 keluarga yang menjalani tes swab.

Umumnya didominasi pengungsi lelaki. Sedangkan, ada 40 anak dan balita.

Baca Juga: Canggih! Tes Swab Covid-19, Hasilnya Cuma 12 Menit

Pantauan Suara.com, sejumlah anak dan balita ikut dites swab hingga histeris menangis karena merasa kesakitan saat petugas mengambil sampel ke dalam hidung.

"Paling kecil ada balita yang usianya 4 bulan," kata Kepala Puskesmas Pisangan Enting Susilawati, Rabu (28/10/2020).

Tes swab tersebut difasilitasi oleh pihak Puskesmas Pisangan dan Dinas Kesehatan Kota Tangsel.

"Tes swab ini sebagai upaya tracing kontak dari karena ada dua orang yang positif Covid-19. Mereka WNA naungan IOM," ungkap Enting.

Enting menuturkan, sampel tes swab itu nantinya bakal dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Tangsel.

Baca Juga: Mau Tes Swab Mandiri di Bali? Segini Harganya

"Diperkirakan nanti hari Sabtu hasilnya sudah keluar. Sambil menunggu hasilnya, mereka harus berdiam diri dulu di tempat singgahnya hingga hasilnya keluar," tuturnya.

Tes Mandiri

Enting memaparkan, dua orang yang positif Covid-19 itu diketahui berdasarkan hasil dari tes mandiri dan melakukan pemeriksaan di Puskesmas Pisangan.

"Satu orang itu melakukan tes mandiri untuk keperluan persyaratan mengikuti les bahasa. Sementara satu orang lagi memang melakukan perawatan di puskesmas karena mengeluh batuk, pilek dan tidak dapat mencium bau," paparnya.

Dua WNA pencari suaka yang positif Covid-19 itu kini menjalani perawatan di Wisma Atlet, Jakarta.

"Sebelumnya sempat dibawa ke tempat karantina Rumah Lawan Covid-19, tapi setelah koordinasi lagi kemudian dirujuk ke Wisma Atlet. Keduanya, merupakan WNA asal Afganistan," pungkasnya.

Ke depan, pihaknya bakal melakukan penyuluhan secara daring melalui zoom meeting kerjasama dengan IOM.

Zoom meeting dipilih lantaran pihak Puskesmas Pisangan terkendala bahasa jika harus melakukan sosialisasi secara langsung.

"Kita akan kerjasama dengan IOM untuk memfasilitasi penerjemah sehingga sosialisasi dapat dipahami oleh mereka," tutup Enting.

Kaget Tes Swab

Dari informasi yang dihimpun, WNA yang mengungsi di sekitar Komplek Jambusari, Pisangan itu berasal dari berbagai negara konflik. Yakni, Afghanistan, Palestin, Rohingnya, Iraq dan Somalia.

Mereka, sudah berada di pengungsian tersebut bervariatif. Ada yang baru setahun, bahkan ada yang lebih dari 5 tahun.

Salah seorang pengungsi berasal dari Rohingnya bernama Muhammad Hanif mengaku, cemas lantaran lingkungannya sudah ada yang terpapar positif Covid-19.

Hal itu, lantaran dirinya memiliki tiga anak berusia 1,5 tahun, 4 tahun dan 6 tahun.

"Deg-degan juga. Kita ingin tahu apakah kita terpapar atau tidak. Sampai saat ini saya juga belum tahu, siapa yang terpapar. Tiba-tiba disuruh periksa tes swab," ungkap Hanif yang mengaku sudah tinggal 8 tahun itu.

Bersantai di Luar Rumah

Usai mengikuti tes swab massal, sejumlah WNA pencari suaka tersebut bersantai di luar rumah.

Puluhan imigran yang tinggal di Komplek Jambusari, Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur itu terlihat bermain di luar rumah.

Ada yang duduk-duduk santai di pinggir jalan, ada juga orang tua yang asyik menemani anaknya bermain sepeda.

Padahal, mereka baru selesai tes swab lantaran ada dua di antara mereka diketahui positif Covid-19.

Para ibu dan anaknya, asyik bermain di luar rumah sambil memakai masker.

Mereka, tinggal di dalam satu rumah pengungsian yang diperkirakan dihuni oleh 40 orang lebih dan berkeluarga.

Padahal, petugas dari Puskesmas Pisangan yang melakukan tes swab sempat melarang para WNA itu berkeliaran dan meminta kembali masuk ke rumahnya masing-masing.

Warga Resah

Setelah ada dua Warga Negara Asing (WNA) pencari suaka positif Covid-19, membuat warga Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan pun resah.

Ketua RT 01 RW 11 Kelurahan Pisangan Yogiantoro saat memantau pelaksanaan tes swab massal kepada puluhan WNA.

Dia mengaku, banyak mendapat keluhan dari warga lantaran merasa resah dan was-was ada WNA di lingkungannya positif Covid-19.

"Banyak warga yang ngeluh dan was-was," kata Yogi.

Yogi pun penilai, tempat pengungsian para pencari suaka konflik itu sudah overload lantaran dihuni oleh sekira 40 orang, suami-istri dan anak-anaknya.

"Kapasitas sebetulnya tidak layak. Kalau rumah segini paling juga cukup 3 keluarga . Tapi ini kan di dalam berapa keluarga, 40 orang. Bayangin aja. Kalau satu kena, pasti bahaya banget," ungkap Yogi.

Semenjak Covid-19 mewabah di Kota Tangsel, Yogi mengaku, sudah mengadukan soal kapasitas tempat pengungsian para pencari suaka itu yang dianggapnya sudah overload.

"Udah pernah dikeluhkan. Saya pernah ngomong tapi saya enggak ngerti ini arahnya kemana. Saya ngeluh ke IOM untuk pembatasan, tapi enggak ada tanggapan. Udah 10 tahun ini pak. Kapasitasnya overload. Banyak warga yang kebertaan di sini, tapi saya juga belum tahu klaimnya gimana. Apalagi ada Covid gini banyak keluhan warga yang was-was. Tapi yaudahlah mereka juga manusia, kita nggak bisa bantu, yaudah. Saya hanya berusaha meredam warga," papar Yogi.

Hingga saat ini, Yogi pun belum mendapatkan data-data terkait para WNA yang tinggal di wilayahnya itu.

"Sampai sekarang saya belum punya data sama sekali sejak saya menjabat RT 2019. Keluar masuknya juga saya enggak tahu, dari pihak IOM dan kelurahan juga enggak ada laporan," pungkasnya.

"Semenjak Covid kita berjaga-jaga. Tapi warga kita kemampuannya terbatas, jadi kalau negur itu agak susah. Kedepannya saya kepingin setiap (tempat) imigran ada pengelolanya lapor, enggak liar gini," ujarnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More