Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 31 Oktober 2020 | 16:45 WIB
Ratusan umat muslim Kota Medan mengecam Presiden Prancis, Emmanuel Macron karena tetap membiarkan penistaan kepada Nabi Muhammad SAW berlangsung di Prancis dengan dalih kebebasan berekspresi, Sabtu (31/10/2020). (ANTARA/Juraidi)

SuaraJakarta.id - Kecaman demi kecaman terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron terus dilancarkan umat Islam di sejumlah negara.

Seperti yang dilakukan ratusan Muslam yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Muslim Bersama Ummat (AMBUI) di Kota Medan, Sumatera Utara.

Kecaman itu disampaikan saat melakukan aksi damai yang di depan Masjid Raya Al Mashun Medan, Sabtu (31/10/2020).

Mereka mengecam Macron karena tetap membiarkan penistaan kepada Nabi Muhammad SAW berlangsung di Prancis dengan dalih kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Pesan Syekh Sudais soal Karikatur Nabi Muhammad

Ustadz Musdar Sabam dalam orasinya mengutuk penghinaan atas Rasulullah Muhammad SAW dengan segala bentuk.

"Sikap Islamofobia yang ditunjukkan Macron adalah bentuk kebencian dan kedengkian mereka terhadap Islam dan ajarannya," katanya dilansir dari Antara, Sabtu (31/10/2020).

Pernyataan Macron memicu kemarahan umat Muslim dunia karena telah menghina Islam.

Macron secara terang-terangan membela penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW yang dilakukan majalah Charlie Hebdo.

Dalam kesempatan itu Musdar juga menyampaikan HAM dan kebebasan, kata dia, adalat alat untuk melegalisasi permusuhan mereka terhadap Islam.

Baca Juga: Viral Minimarket Sudah Boikot Produk Prancis, Publik: Hah Produk Itu Juga?

Hal ini terbukti jika mereka menista Islam, maka mengklaim itu adalah kebebasan.

Namun jika umat Islam membela aqidah, darah dan kehormatan, maka itu dianggap melanggar HAM dan dicap radikal oleh mereka.

"Karena itu kaum Muslim wajib meninggalkan paham-paham yang lahir dari sekularisme dan liberalisme radikal yang sesat menyesatkan," katanya.

Usai menyampaikan aspirasinya, ratusan massa kemudian membubarkan diri dengan tertib.

Load More