Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 04 November 2020 | 10:15 WIB
Ilustrasi perjudian.

SuaraJakarta.id - Getirnya kehidupan dunia hitam selama berpuluh-puluh tahun lamanya dijalani Pak Kocrit alias Pak Ko. Kini ia telah hijrah memulai lembaran hidup baru.

Kekinian Pak Ko ingin mengabdikan diri sisa umurnya untuk masyarakat, sembari berharap segala kesalahannya di masa lalu bisa diampuni Allah SWT.

"Aku ngrugekke (merugikan) masyarakat wis akeh (sudah banyak). Aku wis tobat dan berhijrah," ujarnya dikutip dari Solopos.com—jaringan Suara.com—Rabu (4/11/2020).

Aditya Kristiawan alias Kocrit atau Pak Ko. [Foto: Solopos.com]

Pemilik nama asli Aditya Kristiawan ini merupakan mantan bandar judi kelas kakap di Klaten, Jawa Tengah.

Baca Juga: Dapat Hidayah, Bos Judi Besar di Indonesia Bertobat dan Mau Pergi Baitullah

Tercatat sekitar 30 tahun lamanya Pak Kok menjadi bandar judi togel. Omzetnya per hari bisa mencapai Rp 80 juta.

Sebelum jadi bandar judi kelas kakap, Pak Ko dikenal sebagai tukang jambret, tukang copet, dan sebutan lainnya yang bernada negatif.

Kini ia telah melepas semua belenggu dunia hitam sebagai preman dan bandar judi pada hidupnya.

Dia telah bertekad untuk menempuh jalan yang lebih baik, mencari rezeki yang halal yakni dengan membuka usaha wisata dan kuliner.

Di samping itu, Pak Ko mengaku akan lebih giat mendalami ilmu agama serta menjalankan ibadah haji dan umrah, paling cepat tahun depan.

Baca Juga: Rampok Minimarket Tempatnya Bekerja di Bogor, Imron Kecanduan Judi Online

Bukan dengan uang haram tentunya Pak Ko pergi ke baitullah. Ia bertekad mengumpulkan uang halan hasil dari bisnis barunya di bidang wisata dan kuliner tersebut untuk naik haji dan umrah.

"Aku pengen mendalami ilmu agama. Jika ada rezeki halal, aku ingin umrah dan naik haji tahun depan. Tak sekadar haji-hajian. Harus resik tenan atiku dan dari uang yang halal," kata Pak Ko.

Jamaah saat melakukan tawaf mengelilingi Kabah ketika menjalani ibadah haji September 2016. [Ahmad Gharabli/AFP]

Tinggalkan Dunia Hitam

Di dunia premanisme dan perjudian di Klaten, nama Pak Ko sudah terkenal sejak tahun 1990.

Saat memutukan meninggalkan dunia hitam, Pak Ko juga berpamitan dengan teman-temannya yang masih berkecimpung di dunia premanisme dan perjudian.

Meski godaan untuk kembali ke dunia hitam itu masih ada, Pak Ko mengaku tak akan mencla-mencle dengan keputusan yang telah diambil.

Saiki aku pengen nulung (menolong) masyarakat. Agar dosaku sedikit terkurangi. Agar sing gawe urip (Tuhan) iso ngampuni aku,” tutur suami dari Yeni Imelda Fiatun ini.

Ilustrasi judi togel. (Pixabay/Hermann)

Menangis Mendengar Takbiran

Langkah Pak Ko pensiun dari dunia preman dan bandar judi berawal dari pergolakan batin yang panjang.

Kali pertama hati Pak Ko tergugah ingin meninggalkan dunia hitam saat dirinya berada di dalam penjara.

"Selama di dunia hitam, saya sudah tiga kali masuk penjara. Pertama tahun 2006 (lima bulan), 2015 (enam bulan), dan 2019 (1 tahun 4 bulan)," tutur pria berusia 55 tahun ini.

"Setiap saya di penjara itu pasti pas hari raya (Idul Fitri). Saya menangis saat mendengar takbir. Saat di penjara di tahun 2019 itu, saya sudah membulatkan tekad untuk bertaubat," tegas Pak Ko.

Ilustrasi malam takbiran (Antara)

Dukungan Keluarga

Di samping muncul dari lubuk hatinya paling dalam untuk bertaubat, kisah Pak Ko yang kembali ke jalan yang benar juga banyak dipengaruhi anggota keluarganya.

Yeni, istri Pak Ko, mengaku bahagia melihat suaminya telah bertobat.

Sebagai seorang istri, Yeni berharap apa yang menjadi keinginan Pak Ko, yaitu ingin pergi berhaji dan umrah dapat terlaksana dengan baik.

"Keputusan ini di luar dugaan saya sebagai istri. Saya juga selalu berdoa saat malam hari. Saat suami ingin hijrah, saya dan anggota keluarga juga diajak ngobrol sebanyak 4-5 kali," tuturnya.

Load More