Scroll untuk membaca artikel
Iwan Supriyatna | Achmad Fauzi
Senin, 09 November 2020 | 13:47 WIB
Ilustrasi bahan bakar minyak. (Shutterstock)

SuaraJakarta.id - Pemerintah diminta untuk tak lagi memberikan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) berbahan fosil. Pasalnya, saat ini arah investasi dunia telah berubah.

Ekonom senior Chatib Basri mengatakan, kini investasi dunia lebih memperhatikan keberlangsungan lingkungan melalui energi terbarukan.

Menurutnya, jika pemerintah tetap memberikan subsidi pada BBM berbahan dasar fosil, maka masyarakat akan terus menggunakan BBM jenis itu.

Padahal, ada bahan bakar ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Baca Juga: Arifin Minta Tutuka Ariadji Bisa Kurangi Impor BBM dan LPG

"Menurut saya fosil fuel engga bisa disubsidi, karena terus-menerus dipakai, orang bakal menggunakan fosil fuel. Uangnya bisa digunakan kesehatan, dan renewable energi. Misalnya mobil listrik kalau harganya mahal engga ada yang beli itu yang harus dikasih tax insentif," ujar Chatib, Senin (9/11/2020).

Mantan Menteri Keuangan ini menuturkan, hampir semua investor besar kini mempertimbangkan faktor lingkungan sebelum berinvestasi.

Hal ini ia ketahui saat bertemu dengan para investor besar dalam World Economic Forum (WEF) pada tahun lalu.

"Sumber-sumber dana mulai mengarah ke green, mereka (investor) mulai menghindari pembiayaan proyek-proyek yang dianggap mengganggu lingkungan. Jadi saya lihat polanya sudah ke sana," ucap dia.

Maka dari itu, Chatib menyarankan kepada pemerintah agar kembali lagi merombak susunan subsidi yang sesuai dengan arah investasi yang dinginkan investor.

Baca Juga: Kepri Langka BBM dan Gas, Pjs Gubernur Turunkan Tim Khusus ke Lapangan

"Nah yang fosil fuel itu harus di tax, kemudian yang renewable dikasih insentif," pungkas dia.

Load More