"Kita tadi menghimbau kepada pekerja, agar pada pengerjaan bagaimana caranya asap tidak mengepul ke udara. Artinya, sambil ngelas sambil siapkan air. Ngebul, disemprot. Hanya yang saya lihat masih menggunakan cara yang alakadar. Saya kira dengan cara begitu bisa meminimalisir asap yang membumbung ke udara," sambungnya.
Yayat juga heran, adanya penyimpanan bus TransJakarta di lokasi Dramaga ini belum ada izin ke pihak desa maupuk kecamatan.
Bahkan, adanya aktivitas pembakaran atau pembelahan bangkai bus juga tidak ada pemberitahuan sama sekali.
"Kalau izin terkait dengan kegiatan ini, dari mulai penyimpanan bus pun tidak ada izin, termasuk adanya kegiatan pemotongan bus di sini, tanpa ada koordinasi dengan pihak desa dan kecamatan. Bingung, soalnya di pusat (Jakarta) langsung, jadi kita juga agak kagok," paparnya.
Baca Juga: LPSK Siap Lindungi Saksi yang Bongkar Pelaku Pembakaran Halte Transjakarta
Ia menambahkan, jika memang sidak kali ini masih tidak digubris, maka pihaknya akan melakukan penindakan lebih lanjut secara tegas.
"Saya untuk hal ini memang untuk kewenangan tidak ada, satu sifatnya hanya mengimbau, bagaimana mereka menyiasati ada kepulan asap dan semakin banyak bisa diminimalisir, termasuk Muspika juga tidak ada himbauannya tidak di gubris, peringatan tidak ditaati maka akan melakukan langkah lain dan upaya lain," tukasnya.
Sementara itu, Ketua RT05 di Perumahan Regency, Iman Hanafi (36) memaparkan, mulai terasa bau tak sedap dari aktifitas pembakaran bangkai bus TransJakarta itu pada awal Oktober 2020.
"Saya mulai merasakan bau itu pada awal Oktober, itu terasa sekitar jam 09.00 WIB sampai jam 21.00 WIB. Asap yang dikeluarkan itu menyengat ke pernapasan, dan ke mata juga tidak enak apalagi kalau setiap hari, uhh itu rasanya gimana gitu, mengganggu," paparnya.
Ia mempersilakan kepada pihak yang mengerjakan pemotongan bangkai bus TransJakarta itu. Tapi, harus ada sosialisasi dulu kepada warga dan desa serta kecamatan.
Baca Juga: Jangan Takut, LPSK Siap Lindungi Saksi Kasus Pembakaran Halte Transjakarta
"Silakan dikerjakan, asalkan tidak ada asap lagi ke sini. Minimal ada omongan juga ke warga dan kecamatan serta desa, kelurahan juga. Setidaknya saya sebagai RT bisa menjelaskan ini kepada warga lainnya," tutupnya.
Berita Terkait
-
Tak Hanya Ambulans, Bus Transjakarta Kena Tilang Elektronik di Jalur Busway, Begini Kata Polisi
-
Emas Antam Ludes Diserbu di Bogor! Panik Buying atau Investasi Cerdas?
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
Bukan Cuma IM57+ Institute, KPK Turut Dampingi Penyidik yang Digugat Rp2,5 Miliar
-
Eks Anggota Bawaslu Penyuap Gugat Penyidik KPK, Ada Apa? Ini Kata KPK
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Tarif Baru Sempat Bikin Kaget, Biaya Konsumsi Air PAM Jaya di Apartemen Bakal Dihitung Per Unit
-
Asal Jalan Ditutup, Dishub DKI Sebut JLNT Aman Dilintasi Pesepeda
-
Warganet Ngeluh Sepeda Hilang Saat Diparkir di Stasiun, MRT Janji Perbaiki Prosedur Keamanan
-
Pemprov DKI Pikir-pikir Polisikan Pelaku Pencuri Pelat Besi JPO Daan Mogot
-
Dua Hari Gelar Tenda, 15 Orang Demo di Depan Balai Kota Minta Dirut Bank DKI Dicopot