SuaraJakarta.id - Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih mengancam sebagian besar masyarakat Indonesia. Organisasi kesehatan dunia atau WHO memprediksi angka penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 di Indonesia pada 2030 mencapai 21,3 juta jiwa.
Banyak yang beranggapan bahwa mencegah diabetes hanya perlu dilakukan oleh orang-orang usia lanjut. Padahal, mencegah terjadinya diabetes bisa dilakukan sedini mungkin.
Kepala Dinas Kesehatan Kukar Kalimantan Timur, dr. Martina Yulianto, Sp.PD., FINASM.,M.Kes mengatakan angka kejadian diabetes tetap bisa dicegah dengan memperhatikan faktor risiko yang bisa dimodifikasi, salah satunya adalah status gizi.
Alih-alih berfokus pada pasca kelahiran, menurut dr. Martina status gizi untuk mencegah diabetes bisa diubah sejak awal kehamilan, atau di 1000 hari pertama kehidupan manusia.
"Jadi 1000 hari pertama kehidupan itu, sejak seseorang di hari pertama dalam kandungan sampai berumur 2 tahun, akan sangat penting menjaga status gizi yang baik," ujar dr. Martina dalam acara Webinar Nutrifood, Selasa (10/11/2020).
Tidak hanya mencegah diabetes, status gizi 1000 hari pertama kehidupan juga sangat penting untuk mencegah PTM lainnya, seperti penyakit jantung, penyakit paru kronik hingga kanker.
Jadi agar janin benar-benar bisa terjamin status gizinya sejak hari pertama kehidupan sampai ia berusia 2 tahun, maka para ibu hamil, remaja putri, hingga bayi di bawah 2 tahun harus diperhatikan asupan gizinya.
Misalnya, selama kehamilan ibu selalu menjalani pola hidup sehat, aktivitas fisik secukupnya, makan-makanan seimbang dan beragam, serta cukup istirahat.
Setelah bayi dilahirkan, ia harus dipastikan mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan dan hindari penggunaan susu formula. Untuk menjamin ASI yang bayi konsumsi padat gizi, maka ibu harus menjamin makanannya kaya nutrisi.
Baca Juga: Turunkan Stunting, Pemerintah Rilis Panduan Gizi Ibu Hamil di Masa Pandemi
Setelah bayi menginjak usia lebih dari 6 bulan, maka orangtua bisa memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Dalam pemberian MPASI juga harus sangat diperhatikan teksturnya, dan pastikan semua nutrisi dari karbohidrat, serat, vitamin, mineral dan khususnya protein harus tercampur dalam MPASI si bayi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Duel HP Murah Layar AMOLED: Samsung vs Xiaomi, Siapa Paling Bagus?
-
5 Jebakan Psikologis Beli Sekarang Bayar Nanti yang Bikin Boros
-
7 Sepatu Lari Pintar untuk Analisis Lari Lebih Akurat, Solusi bagi Pelari Modern
-
9 Mobil Keluarga Bekas dengan Angsuran Rp3 Jutaan Sebulan, Nyaman Tanpa Bikin Ketar-ketir
-
Liburan Makin Seru, Bank Mandiri Tebar Promo FOMO Akhir Tahun hingga Rp2,5 Juta