Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Rabu, 25 November 2020 | 10:53 WIB
Pawang hujan kondang dari Batam, almarhum Mbah Sableng [Ist/Batamnews].

SuaraJakarta.id - Seorang pawang hujan bernama Samijo atau yang beken disapa Mbah Sableng tewas secara tragis setelah sepeda motor yang dibawanya terlindas mobil truk. 

Dikutip dari Batamnews.co.id--media jaringan SuaraJakarta.id, kecelakaan yang menewaskan Mbah Sableng terjadi pada Selasa (24/11/2020) kemarin.

Diduga, awal terjadinya kecelakaan saat korban melakukan pengereman mendadak dan tubuhnya jatuh di jalur lawan. Di saat bersamaan, sebuah truk berpelat nomor BP 9720 ZE yang bergerak dari arah Batuaji menuju Sekupang menabraknya.

Setelah kejadian, sekitar 2 m dari kendaraan yang ditabrak truk, tampak sesosok tubuh yang tak bernyawa ditutupi dedaunan.

Baca Juga: Bonceng 3 Anaknya Ikut Konvoi Antar Jenazah, Emak-emak Tewas Terlindas Truk

"Innalillahi wa innailahi rojiun. Semoga khusnul khatimah, Mbah Samijo (pawang hujan di Punggowo)," ucap salah satu anggota Punggowo, Sugiarto di akun facebooknya.

Mbah Sableng sudah melakoni pekerjaan "menjinakkan" hujan sejak awal 90-an. Tak hanya berpraktik di Batam, Mbah Sableng juga menerima tawaran di sejumlah kota di Indonesia.

"Saya pernah menjadi pawang hujan di Malaysia, Australia," demikian kata Mbah Sableng semasa hidupnya seperti dikutip Batamnews dari artikel weblog ghazyan.wordpress.com.

Para klien Mbah Sableng, biasanya dari kalangan kepolisian, event organiser dan panitia-panitia acara luar ruang.

Berapa mahar sekali untuk mengatasi hujan?

Baca Juga: Dihantam dari Belakang, Emak-emak Tewas Seketika di Kolong Truk

Saat ditanya demikian seperti tertulis di blog, Mbah Sableng tersenyum.

"Tergantung. Kalau pesannya tiba-tiba ini maharnya harus berlipat-lipat," tuturnya.

Tapi, ancar-ancarnya minimal Rp10 juta sebulan bisa ia kantongi.

"Kalau saya mau kaya saya sudah kaya. Tapi, saya tak mau. Saya bagi-bagi rezeki itu kepada teman-teman dan orang-orang yang mau mendoakan dan mengikuti saya," ungkapnya.

Untuk menggawangi intensitas hujan agar menjadi batal di hari yang diinginkan, Mbah Sableng menyatakan tidak melakukan ritual maupun pantangan khusus. Ia hanya pantang main perempuan.

"Yang penting itu, pegangan saya nancap," jelasnya.

Pegangan Mbah Sableng adalah sebuah besi yang biasa disebut badar besi.

Load More