Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Rabu, 02 Desember 2020 | 10:28 WIB
Yaqut Cholil Cuomas (Isntagram/@gusyaqut)

SuaraJakarta.id - Anggota Barisan Ansor Serbaguna Nahlatul Ulama diperintahkan untuk menjaga rumah orang tua Menteri Mahfud MD di Pamekasan, Jawa Timur, untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, seperti peristiwa pengepungan oleh ratusan orang pada Selasa (1/12/2020) siang.

Ketua Umum Pimpinan Pusat  Gerakan Pemuda  Ansor Yaqut Cholil Qoumas  mengatakan Banser memiliki kewajiban melakukan pengamanan karena Mahfud MD adalah salah satu tokoh NU.

"Ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab utama seluruh kader Banser untuk melindungi para kiai, dan juga tokoh-tokoh NU dari ancaman atau gangguan yang datang. Dengan demikian tanpa diminta pun kita pasti akan beri perlindungan," kata Gus Yaqut dalam pernyataan tertulis, Rabu (2/12/2020).

Pengepungan terhadap rumah orang tua Mahfud oleh ratusan orang kemarin siang memicu keprihatinan banyak kalangan.

Baca Juga: Pendukung Habib Rizieq Serbu Rumah Ibu Mahfud MD, Disuruh Bubar Polisi

Penjagaan Banser di rumah di daerah Bugih, Pamekasan, yang kini sehari-hari ditinggali ibunda Mahfud akan terus dilakukan hingga kondisi benar-benar dinilai aman.

Untuk pengamanan, kata Gus Yaqut, pihaknya menerjunkan anggota Banser dari wilayah Pamekasan dan sekitarnya.

"Mereka akan bertugas bergantian dan berkoordinasi dengan aparat kepolisian setempat," katanya.

Gus Yaqut sangat prihatin atas terjadinya aksi pengepungan itu. Rumah di Pamekasan tidak dihuni oleh Mahfud MD, melainkan oleh orang tuanya.

Ia mengatakan bahwa cara-cara menyampaikan aspirasi dengan mendatangi rumah seseorang tanpa izin juga tak bisa dibenarkan.

Baca Juga: Anak Risma Marah dan Protes Foto Ibunya Dipasang di Baliho Mahfud Arifin

Aksi mereka tanpa sepengetahuan aparat dan dinilai untuk memprovokasi dan menebar ancaman.

Untuk itu, Gus Yaqut berharap agar kasus pengepungan rumah Mahfud segera diusut tuntas dan meminta kepolisian untuk tidak gentar karena jika dibiarkan cara-cara preman seperti ini akan menjadi preseden buruk dalam praktik demokrasi di Indonesia.

"Jika tidak suka atas kebijakan, misalnya, salurkanlah dengan cara yang benar. Bisa dialog atau gunakan jalur hukum. Apalagi kita ini orang beradab, jangan pakai cara jalanan seperti itu," kata Gus Yaqut.

Kemarin siang, ratusan orang yang datang dengan menumpang beberapa truk mendatangi rumah ibunda Mahfud.

Di depan rumah Mahfud, mereka berorasi sebelum dihalau polisi. Sebelum mengepung rumah orang tua Mahfud, massa telah mendatangi Mapolres Pamekasan.

Dalam orasi, mereka meminta agar pemimpin Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab tidak dijadikan tersangka. 

Load More