Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana | Ria Rizki Nirmala Sari
Selasa, 12 Januari 2021 | 13:24 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (tangkapan layar/ist)

SuaraJakarta.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ternyata tak memiliki latar belakang di bidang kedokteran. Hal itu terungkap ketika Menkes Budi menghadiri rapat kerja dan rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi IX DPR RI, Kompleks Parlemen, Selasa (12/1/2021). 

Budi rupanya merupakan lulusan jurusan Fisika Nuklir di Institut Teknologi Bandung (ITB). Hal itu pun membuat bingung anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning. Ia juga sempat mengkritik strategi Budi untuk mengatasi ketersediaan tenaga kesehatan yang menangani pandemi Covid-19. 

"Saya pengin tahu politik kesehatan ke depannya apa atau pengin jadi menteri kesehatan ini Jokowi hanya untuk selama menangani vaksin aja, tidak kan? kata Ribka dikutip melalui YouTube DPR RI, Selasa. 

Ribka mengutarakan kebingungannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang memilih menteri kesehatan tanpa memiliki latar belakang kesehatan. Pasalnya, Budi merupakan mantan Wakil Menteri BUMN dan lulusan jurusan Fisika Nuklir di Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Baca Juga: Adukan Fadli Zon Gegara Video Bokep, PDIP: Tak Baik Pejabat Bohongi Publik!

"Mangkanya saya agak heran menteri kesehatan bukan dari dokter padahal saya pikir-pikir kalau secara eselon sudah banyak juga," ujarnya. 

Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning. (YouTube/dpr.ri)

"Tiba-tiba yang latar belakang ahli nuklir, apa ini mau dibom semua ini Covidnya? Cara penanganannya? Latar belakangnya ekonomi terus tadi pernah jadi wamen BUMN, masalah dagang-dagang," seloroh Ribka mengundang tawa audiens. 

Dalam kesempatan tersebut, Ribka juga sempat menyinggung soal strategi Budi untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan Covid-19. Sebelumnya, Budi memaparkan bahwa siswa yang baru lulus tidak perlu mengambil sertifikat tanda registrasi agar bisa langsung bekerja menjadi nakes Covid-19. Dengan begitu, menurutnya bisa mengurangi tekanan nakes-nakes yang sudah kelelahan. 

Namun, menurut Ribka permasalahan utamanya adalah bukan perihal surat tanda registrasi (STR) namun birokrasi untuk para dokter. Kata dia, ada 5 ribu lulusan kedokteran yang belum juga mendapatkan pekerjaan. 

"Sebetulnya bukan bednya yang kurang, (tapi) SDM. Kita bisa bukakan ruang isolasi tapi mesti narik dulu perawat darimana terus direktur RSCM juga (mengatakan hal yang) sama, tarik perawatnya pada tumbang. Terus untuk apa itu 5.000 dokter itu lagi nunggu UKDI, internship," tuturnya. 

Baca Juga: Like Video Porno, Dewi: Fadli Zon Mungkin Khilaf Tapi Salahi Anak Buahnya

Load More