Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 26 Januari 2021 | 08:05 WIB
Bendera Pramuka di salah satu makam Covid-19 di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Senin (2/11/2020). [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Di tengah tingginya angka kematian Covid-19, para penggali makam di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melancarkan aksi protes.

Mereka protes terkait adanya perubahan sistem pembayaran upah gali kubur.

Biasa dibayar harian, mulai pekan ini mereka akan mendapat upah setiap satu minggu sekali.

Di sisi lain, adanya aksi protes itu juga menguak soal tata pengelolaan pembayaran upah tukang gali kubur.

Baca Juga: Habiskan Rp 185 Miliar, DKI Akan Buat 8.800 Petak Makam Covid dan Non-Covid

Sejak Maret 2020, mereka dibayar menggunakan dana talangan atau dana pinjaman.

Hal itu dilakukan lantaran dana dari pemerintah untuk tukang gali kubur itu tak tentu cairnya.

Adanya aksi protes para tukang gali kubur itu dibenarkan oleh Kepala Pengelola TPU Jombang Tabroni.

Tukang gali kubur di TPU Jombang Ciputat, Tangsel, melakukan aksi protes lantaran upahnya dibayar per minggu, Senin (25/1/2021). [Ist]

Tabroni mengungkapkan, sistem pembayaran upah bagi tukang gali kubur khusus pemakaman Covid-19 itu mulai ada perubahan pada Senin (25/1/2021).

Perubahan itu dilakukan, lantaran dirinya sudah tak berdaya lagi mencari dana talangan untuk membayar upah anak buahnya setiap hari.

Baca Juga: Viral Gadis Tinggal Dekat Makam dan Rela Dikucilkan, Alasannya Bikin Mewek

"Perubahan sistem saja sih, biasanya mereka harian, lobang beres dibayar. Kita ubah per Senin ini per satu minggu gitu. Karena pengajuan kita juga butuh waktu, birokrasi," kata Tabroni saat dikonfirmasi SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Senin, (25/1/2021).

Tabroni menerangkan, alasan kuat perubahan sistem pembayaran upah di TPU Jombang lantaran dirinya tak lagi mendapat pinjaman dana talangan.

"Kalau selama ini memang kami uang apa saja kami usahakan untuk membayar mereka, dana talangan. Tapi kan karena kondisi sekarang tahu sendiri lah memang agak susah juga dana. Jadi kita ubah per minggu," terang Tabroni.

Lebih lanjut, Tabroni menuturkan, biasanya dalam seminggu dirinya meminjam dana talangan berkisar Rp 15-20 juta.

Hal itu dia lakukan, agar para tukang gali kubur tak kecewa lantaran tak mendapat upah di hari setelah dia gali kubur.

"Biar mereka bahagia tukang gali, kita yang gedabak-gedebuk," tuturnya.

Tabroni memaparkan, ada 10 tukang gali kubur di TPU Jombang. Setiap satu lubang digali 5 orang dibayar Rp 1 juta per lubang.

"Kalau sehari ada 7 lubang, ya dibayar Rp 7 juta dibayar langsung pakai dana talangan. Sementara dana penggantinya dari pemerintah kadang seminggu atau lebih baru cair," papar Tabroni.

Sejumlah warga yang terjaring razia masker diangkut ke TPU Jombang khusus pemakaman Covid-19 untuk berziarah, Senin (18/1/2021). [Suara.com/Wivy]

Dia berharap, dengan sistem pembayaran yang baru dapat berjalan lancar sehingga para penggali kubur TPU Jombang tak lagi protes.

"Harapannya lancar pembayaran tiap minggu meski sudah terjadi perubahan sistem. Tepat waktu supaya mereka juga nyaman bekerja," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More