Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 12 Februari 2021 | 08:05 WIB
Bangunan Masjid Jami Angke zaman dahulu. [Dok. Masjid Jami Tambora]

Namun pada 2017, ahli konservatori cagar budaya menyarankan agar bangunan Masjid Jami Angke tetap seperti bentuk aslinya hingga akhirnya sekarang dominan dengan warna natural dinding putih dan cokelat dari kayu jati.

Arsitektur Masjid Jami Angke menampilkan perpaduan antaretnis Hindu Bali, Tiongkok dan Belanda di Tambora, Jakarta Barat. [Dok. Masjid Jami Tambora]

Abryan menjelaskan kebanyakan dari penghuni Gang I Masjid Angke Tambora atau berdekatan dari masjid itu justru merupakan etnis Tionghoa.

Sehingga warga di sana punya tradisi unik ketika Imlek seperti berbagi kue-kue.

"Seperti Lebaran saja. Jadi dari kami orang asli sini dan muslim memberi kue kepada etnis Tionghoa dan diterima. Selanjutnya mereka membalasnya pakai kue keranjang," ujar dia dilansir dari Antara.

Baca Juga: Viral Masjid Hanyut ke Laut Terbawa Banjir, Bangunan Masih Utuh

Setiap kali Imlek tiba, lanjut Abryan, banyak warga etnis Tionghoa yang lalu lalang di pemukiman sekitar masjid. Untuk berkunjung ke sanak saudara mereka.

Saat momen Imlek itu tiba, tak jarang warga asli Angke membantu mengatur parkiran mobil. Serta menyediakan jasa ojek paying kala hujan tiba.

Namun di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, Abryan tak dapat membayangkan begitu sepinya perayaan Imlek tetangganya di sekitar Masjid Jami Angke.

"Mungkin nanti jarang ada yang membantu parkirkan mobil atau ojek payung, tapi kita nantikan saja," ujar dia.

Baca Juga: Jemaah dan Pengurus Dinyatakan Positif Covid-19, Arab Saudi Tutup 10 Masjid

Load More