Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 12 Februari 2021 | 16:52 WIB
Khauw Kwin Nio, warga Jalan Cilangkap, Sukasari, Kota Tangerang, menceritakan suka duka merayakan Tahun Baru Imlek di tengah pandemi Covid-19, Jumat (12/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

SuaraJakarta.id - Sebagian warga Kota Tangerang terpaksa haru merayakan Tahun Baru Imlek tahun ini dari rumah. Ini lantaran pandemi Covid-19.

Salah seorang warga, Khauw Kwin Nio (56) mengaku sedih karena terpaksa harus merayakan dari rumah.

Dia merindukan momen kumpul bersama dan keseruan di momen Imlek yang kini tak bisa dilakukan.

"Sedih dong. Sedih karena tadinya kita kumpul ramai-ramai. Sekarang kayak gini, ya sedih," ujar Khauw saat ditemui di rumahnya di Jl Cilangkap, Sukasari, Kota Tangerang, Jumat (12/2/2021).

Baca Juga: Meski Lezat, Ini 5 Makanan yang Tabu Dihidangkan di Meja Makan saat Imlek

Khauw menjelaskan perbedaan Tahun Baru Imlek saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya, ia bersilaturahmi ke tetangga saat Imlek. Namun kini hal itu tak bisa dilakukan karena pandemi Covid-19.

"Saya di sini cuma ada altar sang Budha. Persembahan ada bunga, ada air, udah enggak ada lilin. Ibadah kami sendiri. Pasang hio sendiri-sendiri. Kalau enggak ada Covid-19, (kita) ramai-ramai keluarga ke tetangga dan mengucapkan terima kasih karena dikasih sehat," katanya.

Kendati demikian, Khawu mengatakan tetap bersyukur bisa menjalani ibadah di Tahun Baru Imlek.

Ia menerangkan bahwa beribadah tidak harus di wihara. Karena hal itu untuk kebaikannya dan orang lain.

Baca Juga: Ibadah Imlek Dibatasi karena Pandemi, Yusuf: Luar Biasa, Kami Bisa Bernapas

"Kalau saya gitu, prinsip gak harus ke datang. Gimana kalau kita sakit, kalau kita lagi kurang sehat kan. Enggak kudu kumpul ramai-ramai," ucap wanita yang berprofesi sebagai pedagang.

Khawu mengaku berdoa di Tahun Baru Imlek agar pandemi Covid-19 cepat berkahir. Sehingga dirinya bisa kembali berdagang kembali dengan normal.

"Mudah-mudahan Covid cepat habis, cepat lenyap. Jadi pengen normal lagi. Karena saya juga berdagang," pungkas.

Warga lainnya, Ban Cuan menilai dampak pandemi Covid-19 tak semuanya negatif.

Menurutnya, pandemi telah membuatnya bisa berkumpul dengan keluarga yang ada di luar negeri, meski hanya lewat virtual.

"Justru selama ini sebelum ada pandemi ini, kita kadang-kadang familli kita yang ada di Amerika di Hongkong, kita engga bisa ketemu. (Tapi) tadi pagi saya bisa ketemu, berkumpul bersama, bercerita bersama dengan saudara saya yang ada di Amerika. Jadi kita berkumpul di situ. Kita berkumpul keluarganya lewat zoom. Ada positif dan negatifnya, tidak mengurangi maknanya," ucap Ban Cuan.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

Load More