SuaraJakarta.id - Sebagian warga Kota Tangerang terpaksa haru merayakan Tahun Baru Imlek tahun ini dari rumah. Ini lantaran pandemi Covid-19.
Salah seorang warga, Khauw Kwin Nio (56) mengaku sedih karena terpaksa harus merayakan dari rumah.
Dia merindukan momen kumpul bersama dan keseruan di momen Imlek yang kini tak bisa dilakukan.
"Sedih dong. Sedih karena tadinya kita kumpul ramai-ramai. Sekarang kayak gini, ya sedih," ujar Khauw saat ditemui di rumahnya di Jl Cilangkap, Sukasari, Kota Tangerang, Jumat (12/2/2021).
Khauw menjelaskan perbedaan Tahun Baru Imlek saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya.
Biasanya, ia bersilaturahmi ke tetangga saat Imlek. Namun kini hal itu tak bisa dilakukan karena pandemi Covid-19.
"Saya di sini cuma ada altar sang Budha. Persembahan ada bunga, ada air, udah enggak ada lilin. Ibadah kami sendiri. Pasang hio sendiri-sendiri. Kalau enggak ada Covid-19, (kita) ramai-ramai keluarga ke tetangga dan mengucapkan terima kasih karena dikasih sehat," katanya.
Kendati demikian, Khawu mengatakan tetap bersyukur bisa menjalani ibadah di Tahun Baru Imlek.
Ia menerangkan bahwa beribadah tidak harus di wihara. Karena hal itu untuk kebaikannya dan orang lain.
Baca Juga: Meski Lezat, Ini 5 Makanan yang Tabu Dihidangkan di Meja Makan saat Imlek
"Kalau saya gitu, prinsip gak harus ke datang. Gimana kalau kita sakit, kalau kita lagi kurang sehat kan. Enggak kudu kumpul ramai-ramai," ucap wanita yang berprofesi sebagai pedagang.
Khawu mengaku berdoa di Tahun Baru Imlek agar pandemi Covid-19 cepat berkahir. Sehingga dirinya bisa kembali berdagang kembali dengan normal.
"Mudah-mudahan Covid cepat habis, cepat lenyap. Jadi pengen normal lagi. Karena saya juga berdagang," pungkas.
Warga lainnya, Ban Cuan menilai dampak pandemi Covid-19 tak semuanya negatif.
Menurutnya, pandemi telah membuatnya bisa berkumpul dengan keluarga yang ada di luar negeri, meski hanya lewat virtual.
"Justru selama ini sebelum ada pandemi ini, kita kadang-kadang familli kita yang ada di Amerika di Hongkong, kita engga bisa ketemu. (Tapi) tadi pagi saya bisa ketemu, berkumpul bersama, bercerita bersama dengan saudara saya yang ada di Amerika. Jadi kita berkumpul di situ. Kita berkumpul keluarganya lewat zoom. Ada positif dan negatifnya, tidak mengurangi maknanya," ucap Ban Cuan.
Berita Terkait
-
Fakta Baru Mayat di Cikupa: Diduga Tewas Sepekan, Dibungkus Plastik dan Karung
-
Mayat Membusuk Terbungkus Plastik Ditemukan di Kebun Pisang Cikupa, Polisi Buru Identitas Korban
-
Dugaan Perundungan Tewaskan Siswa SMPN 19 Tangsel, Mendikdasmen Segera Ambil Kebijakan Ini
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Diduga Akibat Perundungan, JPPI: Ini Kegagalan Negara
-
Fakta Pilu Siswa SMP di Tangsel: Diduga Dihantam Kursi Besi Oleh Teman, Meninggal Usai Kritis
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
MBG Perkuat Ketahanan Pasokan Bahan Baku Lewat Sinergi Berkelanjutan dengan Masyarakat
-
Pemilihan Ketua Umum Diwarnai Dugaan Rekayasa, Forum Tertinggi Dinilai Tak Demokratis
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
Siapa Cepat Dia Dapat! 7 Link Dana Kaget Resmi Dirilis, Kuota Terbatas dan Cepat Habis
-
7 Mobil Bekas Rp 50 Jutaan dengan Mesin Sehat dan Irit BBM untuk Dipakai Harian